Sabtu, 22 Mei 2010

Pembangunan SOR Gede Bage

Tehambat oleh Pemulung.
Pembangunan SOR Gedebage menjadi kebanggaan tersendiri bagi bobotoh PERSIB dimanapun mereka berada. SOR Gedebage ini akan mengakhiri predikat “numpang” disetiap Persib main kandang. Pembangunan SOR ini merupakan bentuk kepedulian dari pemerintah provinsi dan daerah.
SOR Gedebage yang ditargetkan rampung pada akhir tahun 2011 ini tampaknya tak akan selesai sesuai target. Lamanya pembebasan tanah merupakan salah satu kendalanya. “Sebenarnya masyarakat tak menjadi masalah, hanya saja ada beberapa “penyulut dan pemulung” yang mengambil kesempatan dalam pembangunan ini” kata pegawai Dinas Tata Ruang dan Cipta, Djadja ( 20/4 ) saat saya temui ditempat parkir.
“Seperti sudah menjadi hal yang lumrah, ketika ada suatu proyek apapun, maka yang didahulukan oleh pemuja harta adalah berperan sebagai penyulut sekaligus pemulung. Dari hasil perannya itu, mereka memperkaya diri. Dilain pihak, ketika program pemerintah tidak tuntas, maka merekalah orang terdepan yang memprotes kinerja pemerintah, padahal tanpa mereka sadari, merekalah yang menghambat dan mengambil kesempatan dalam kesempitan itu”, tegas pegawai Dinas Tata Ruang dan Cipta, Djadja.
“ Sebenarnya tuntutan segelintir warga yang meminta kompensasi tidak memiliki payung hukum yang jelas, itu hanya kebiasaan yang menjadi system dan membudaya saja “ Kata mandor pembangunan, Asep Sofyan Ansori saat saya temui di lapangan.
“ 40 H tanah sudah kami bebaskan pada akhir tahun 2009 kemarin “ tambahnya. Rencananya, SOR seluas 80 H ini dipersiapkan untuk menyambut Sea Game 2011 mendatang. SOR berstandar Internasional menyedot anggaran Pemda dan Pemprov “. Ketika kami tanyakan apakah pembangunan ini mempengaruhi anggaran untuk kegiatan Persib, dengan tegasnya Djadja mengatakan “ Tentu saja tidak, anggaran ini diperoleh dari Pemda dan Pemprov.”


SOR, Pesimis 2011

SOR Gedebage- Ekspresi mandor pembangunan SOR, Asep saat saya menjelaskan perkembangan pembangunan SOR.
“ Saya pesimis pembangunan SOR Gede Bage akan rampung seutuhnya ditahun 2011 ” kata seorang mandor pemenang tender pembangunan SOR, Asep Sofyan Ansori. Salah satu mandor PT Adhi Karya ini menjelaskan beberapa faktor non teknis yang dihadapi di lapangan. Cuaca Bandung yang akhir-akhir ini dominan turun hujan menjadi salah satu faktor yang dikeluhkannya. “ Karena hujan, medan menjadi licin, sehingga pekerjaan kami terganggu “ tegas Asep saat itu.
Pembangunan SOR Gedebage sudah berjalan lebih dari empat bulan. Namun perkembangan pembangunan saat ini baru mencapai pematangan lahan (pengurugan). Rencananya, Luas SOR ini mencapai 80 H, 10 H diantaranya akan digunakan untuk pembangunan stadion sepak bola untuk PERSIB, sisanya untuk fasilitas olah raga lainnya. Luas stadion ini melampaui stadion terbaik ke tiga di Indonesia, stadion Si Jalak Harupat, Soreang, Kabupaten Bandung.
Stadion yang menggunakan akses jalan TOL ini ternyata tak seperti nama jalannya “ jalan bebas hambatan “, untuk membuka jalan TOL di KM 149 poin 200m saja sudah mulai terhambat, lambatnya perijinan menjadi hambatan. Saat saya menemui pihak pemborong (20/4), pembangunan jembatan yang digunakan sebagai jalan antisipasi saja belum setengah jadi, apalagi membuka jalan di KM tersebut.

Akses jalan- Pembuatan jembatan terhambat karena sulitnya perijinan.
Belum lagi, rencananya akan dibuka juga jalan utama menuju SOR Gede bage ini di KM 151. “ Tampaknya kami membutuhkan waktu Over Head untuk menyelesaikan proyek ini“ kata Asep. Ketika kami tanyakan berapa lama tambahan waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan proyek tersebut, Asep tidak dapat menentukan batasan waktu yang mereka butuhkan. “ Untuk membangun sebuah jembatan beton saja over head yang diperkirakan adalah 1 bulan hingga 1 bulan lima belas hari, jadi over head yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pembangunan ini dapat diperkirakan sendiri “ jawab Asep dengan nada pesimis.
“ yang penting ada lapang dulu “ kata Asep, “ itu kalimat yang saya dengar langsung dari Pak Wali Kota “ tambah Asep. Hal tersebut menyimpulkan bahwa pembangunan SOR Gede bage tidak akan selesai tepat waktu. Akhir 2011 hanya akan menghasilkan Stadion Sepak bola saja. Lantas bagaimana dengan isu SOR gede bage yang akan digunakan sebagai tempat berlangsungnya Sea Game ?
Asep menjelaskan bahwa, pemasangan lay out SOR gede bage menjadi motivasi mereka menyelesaikan pembangunan ini. “ Sudah tanggung di sebarkan di media internet sih, jadi mau tidak mau, kami harus menyelesaikannya secepat mungkin” tambahnya.
1.000 Pekerja Menjadi Tumbal Pembangunan
“Target November 2011 tampaknya sulit diraih. Banyak faktor teknis dan non teknis yang menghambatnya. Namun apapun yang terjadi, pembangunan ini harus tetap dilaksanakan. Betapa tidak, pembangunan SOR Gedebage ini telah menjadi salah satu janji dari Wali Kota Kota Bandung, H. Dada Rosada saat menggelar pemilu pemilihan Wali Kota yang lalu”. Ujar Asep.
Tak terbayangkan, berjuta ekspresi kegembiraan warga kota Bandung saat SOR ini rampung, namun tak terbayangkan pula, berjuta ekspresi kekecewaan yang dirasa jika SOR ini terbengkalai. Mengingat November 2011 bukanlah waktu yang lama, maka perlu diadakanya percepatan pembangunan tanpa mengurangi kualitas pembangunan tersebut. “ Lebih dari 1.000 pekerja akan dikerahkan siang dan malam, pekerja ini berasal dari warga terdekat “ tutur Asep Sofyan Ansori.
Dalam pembangunan SOR ini akan diberlakukan kerja shif, shif siang dan shif malam. Proyek ini akan menyedot tenaga yang sangat besar, “ tampaknya 1.000 pekerja akan tersa kurang sekal ”tambah Asep. ” jika 1.000 pekerja masih kurang, maka kami akan menambahnya dan disesuaikan dengan kebutuhan pembangunan “, Jelasnya.

SOR Gedebage- Pelaksanaan pembangunan SOR Gedebage berlangsung siang dan malam.
SOR VS PLTSa
Penolakan pembangunan PLTSA beberapa tahun lalu menjadi masalah sendiri bagi warga Gede bage. Pembangunan PLTSA merupakn solusi yang ditempuh untuk mengatasi julukan Bandung saat itu, Rubbis Van Java. Kota kembang yang disulap menjadi kota sampah itu bermula dari longsornya TPA Leuwi Gajah, Cimahi. Akibatnya, Sampah menumpuk disetiap pojok Kota Bandung.
Permasalahan sampah tersebut menggerakan hati pemerintah untuk secara cepat mengambil langkah, salah satunya membuat PLTSa di Gedebage. Namun, warga Gedebage saat itu menolak pembangunan PLTSa tersebut karena dianggap akan mengganggu kesehatan warga. Seolah menjadi trauma bersama, longsornya Leuwi gajah yang menelan banyak korban ikut dirasakan oleh warga Gedebage. Lantas bagaimanakah sikap warga tentang pembangunan SOR Gede bage ?
“Pembangunan SOR dan PLTSa jelas sangat berbeda. SOR merupakan dambban kami sebagai warga Kota Bandung, apalagi kami adalah supporter PERSIB. Kami tidak merasa terganggu oleh pembangunan SOR ini”. Tegas Andi saat saya temui di area pembangunan.
Asep menjelaskan bahwa ketidaktahuan warga tentang PLTSa lah yang membuat mereka menolak pembangunan ini. Mereka cenderung mempersepsikan PLTSa dengan bahaya sampah yang akhir-akhir lalu menjadi masalah. Lain halnya dengan SOR, mereka sudah tahu betul bahwa SOR ini banyak manfaat yang secara langsung dapat dilihat.
“ Padahal PLTS dapat memberikan manfaat yang besar, PLTSa dianggap solusi yang bagus untuk menanggulangi masalah sampah saat itu. Karena PLTSa dan TPA itu memiliki perbedaan yang sangat jauh.” Tutur Asep.
Pembangkit Listrik Tenaga Sampah ( PLTSa ) Gedebage adalah sebuah fasilitas pembangkit listrik berkapasitas 7 MW yang menggunakan sampah sebagai bahan bakarnya.

Tidak ada komentar: