Selasa, 08 Desember 2009

retorika dakwah

I.Pengertian
•Etimologi:Rethor ( Bhs.Yunani) = seorang juru pidato (Orator)
Sedangkan Orator berasal dara kata Orasi artinya pidato/khutbah.

•Definisi:Retorika ialah Seni kemahiran berbicara atau seni yang mengajarkan kaidah dasar pemakaian bahasa yang efektif.
Retorika sangat penting dalam upaya menarik perhatian orang yang mendengarkan sehingga isi / ide pembicaraan akan sampai pada pendengar. Dengan demikian Retorika merupakan salah satu wasilah da’wah (alat da’wah) yang efektif.


II.Persiapan
•Fisik :
Sehat wal afiat dalam menunaikan tugas. Kesehatan fisik akan sangat mempengaruhi konsetrasi berfikir, kondisi yang kurang fit dapat membuyarkan konsep pidato/ceramah. Termasuk di dalam persiapan fisik adalah pakaian yang kita gunakan, pilihlah pakaian yang cocok dengan kondisi/acara, sopan, bersih, rapi dan indah.

•Ruhiyah :Yang dimaksud adalah kondisi hati/jiwa, jika hati (Iman) dalam keadaan stabil maka konsentrasi berfikirpun akan berjalan lancar, tetapi jika kondisi hati (keimanan) dalam keadaan menurun maka akan berpengaruh buruk pada konsentrasi berfikir sehingga pembicaraan akan menjadi ngawur.
Disinilah pentingnya seorang da’i untuk senantiasa menjaga seluruh amalan-amalan Islam khususnya amalan-amalan yang berkaitan dengan hati, seperti : dzikir, do’a, tadarrus Al Qur’an, shalat nawafilah shaum sunnah serta menjaga hati dari noda-noda dosa. Lihat QS. Asy-Syams : 9-10
•Mental : Seperti kepercayaan diri (PD),keberanian, optimisme.
•Ilmu : Materi yang akan disampaikan (ballighu anni walau aayah) dan QS.Yusuf : 108. (Sebaiknya dibuat kerangka dalam bentuk buku kecil)
- Obyek da’wah (mad’uu) yang akan dihadapi), seperti mengetahui latar belakang sosio ekonominya, pendidikan, dan bahasa yang mereka mengerti.
- Metode da’wah (Hakikat al Hikmah seperti yang disebutkan dalam QS. An Nahl : 125.


III. Seni Berbicara
Peran pembicara :
1.Membangkitkan minat audiens
2.Mengikat perhatian selama berbicara
3.Menyajikan materi secara jelas dan sistematis.
Oleh karena itu, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, sebagai berikut :

1.Sebelum tampil
•Sikap dan penampilan
•Pakaian
•Situasi dan kondisi
2.Di waktu tampil
a.Sikap badan :
Sikap badan dapat diinterpretasi sebagai ekspresi jiwa, lihat tabel berikut :

Sikap BadanInterpretasi
•Lesu •Malas
•Kurang siap
•Ada masalah
•Sering memegang mic •Tidak biasa (canggung)
•Menunduk •Malu-malu
•Tidak menguasai materi


b. Pandangan mata :
- Beredar pada semua peserta pada pembukaan
- Selama berbicara jangan lepaskan pandangan
- Mata mengekspresikan materi.
c. Air muka dan gerakan tangan :
- Tegang  pembicaraan serius
- Sedih  prihatin atau menyedihkan
- Senyum  gembira atau lucu
d. Intonasi :
- Untuk hal yang serius atau perlu diperhatikan intonasi suara ditinggikan.
- Untuk hal-hal yang sedih dilunakkan.
e. Posisi Tangan :
- Jika berdiri tanpa podium, kedua tangan didekap di atas perut atau diletakkan di belakang.
- Jika di podium : naskah hendaknya dalam bentuk buku, bukan kertas lembaran supaya tidak mudah jatuh/diterbangkan angin.
- Jangan menggaruk-garuk badan
- Tangan jangan dimasukkan ke kantong celana/baju.

IV. Tehnik Berbicara dan Mengatur Tempo
1. Tehnik berbicara :
a. Bahasa yang tepat dan benar
b. Mudah dipahami
- Istilah lokal
- Asing dijelaskan
c. Perjelas kata yang diucapkan jangan sampai salah monoton.
d. Lancar dan tidak putus-putus
e. Atur irama jangan monoton
f. Hindari “diam” agak lama
g. Hindari terlalu banyak menyebut: …eeee…, apa namanya…., emm……
h. hentikan ceramah di saat klimaks
2. Mengatur tempo dan kekuatan
1. Mengatur tinggi rendah
2. Bentuk suara
- Binatang
- Laki-laki
- Wanita
3. Keras kecil suara
4. Cepat atau lambatnya suara (ritme)
3. Materi
- Benar
- Realistis = mudah dicerna
- Sistematis
- Punya rujukan
- Logis

Sabtu, 05 Desember 2009

retorika dakwah

RETORIKA KHUTBAH
Oleh : Fathurin Zen

PENDAHULUAN
Ketika kita berbicara mengenai retorika, maka yang terlintas dalam fikiran kita adalah mengenai beberapa hal yang mencakup teknik berpidato yang memukau, tokoh-tokoh politik semodel Adolf Hitler, Benito Musollini, Soekarno dan yang lainnya, atau juru kampanye dan para propagandis yang terjun dalam urusan bagaimana mempengaruhi khalayak.
Semua itu menuju kepada suatu pemahaman bahwa retorika dikaitkan dengan teknik dan ketrampilan berpidato. Begitujuga dalam khutbah, seorang khatib yang memiliki kemampuan retorika yang bagus akan lebih dapat diterima dan dipahami pesan-pesannya oleh jamaah. Karena itu, konsep Islam tentang retorika juga bersumber kepada al-Qur’an dan al-Hadits.

Di dalam Al-Qur’an, Allah berfirman :

ادْعُ الى سَبِيلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ وَجَادِلْهُم بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ إِنَّ رَبَّكَ هُوَ أَعْلَمُ بِمَن ضَلَّ عَن سَبِيلِهِ وَهُوَ أَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِينَ (النحل : 125)
Artinya :
Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.

وَلْيَخْشَ الَّذِينَ لَوْ تَرَكُواْ مِنْ خَلْفِهِمْ ذُرِّيَّةً ضِعَافاً خَافُواْ عَلَيْهِمْ فَلْيَتَّقُواّ اللَّهَ وَلْيَقُولُواْ قَوْلاً سَدِيداً (النساء : 9)

Artinya :
Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan di belakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar.

فَقُولاَ لَهُ قَوْلاً لَّيِّناً لَّعَلَّهُ يَتَذَكَّرُ أَوْ يَخْشىَ (طه : 44)



Artinya :
maka berbicaralah kamu berdua kepadanya dengan kata-kata yang lemah lembut, mudah-mudahan ia ingat atau takut".

Adapun referensi lainnya dapat dilihat dari hadits Rasulullah SAW , Beliau bersabda :

خَاطِبِ النا سَ علىَ قد رِ عُقوُ لِهم

Artinya :
Bicaralah dengan manusia sesuai dengan kadar kemampuan akalnya

Hadits lain menyatakan :

عَلِمُو ا أولادَكُم غيرَ ما عُلِمتُم فـَإ نَهُم خُلِقوُا لِزَ مَنٍ غَيرَ زَمانِكُم

Artinya :
Ajari (didiklah) anak-anakmu tidak sebagaimana (kamu dahulu) dididik (oleh orang tuamu), karena mereka (anak-anakmu) itu dilahirkan pada zaman yang berbeda dengan zamanmu.

DEFINISI DAN TUJUAN
Retorika (rethoric) biasanya disinonimkan dengan seni atau kepandaian berpidato, sedangkan tujuannya adalah, menyampaikan fikiran dan perasaan kepada orang lain agar mereka mengikuti kehendak kita.
Menurut Aristoteles, Dalam retorika terdapat 3 bagian inti yaitu :
1- Ethos (ethical) : Yaitu karakter pembicara yang dapat dilihat dari cara ia berkomunikasi
2- Pathos (emotional) : Yaitu perasaan emosional khalayak yang dapat dipahami dengan pendekatan “Psikologi massa”.
3- Logos (logical) : Yaitu pemilihan kata atau kalimat atau ungkapan oleh pembicara
Menurut Kenneth Burke, bahwa setiap bentuk-bentuk komunikasi adalah sebuah drama. Karenanya seorang pembicara hendaknya mampu ‘mendramatisir’ (membuat jamaah merasa tertarik) terhadap pembicara, sedangkan menurut Walter Fisher, bahwa setiap komunikasi adalah bentuk dari cerita (storytelling). Karenanya, jika kita mampu bercerita sesungguhnya kita punya potensi untuk berceramah dan untuk menjadi khatib.

MACAM-MACAM PIDATO
1. Pidato Ilmiah
2. Pidato Ritual Keagamaan (khutbah jum’at, khutbah ied, khutbah nikah)
3. Pidato di Pengadilan (Jaksa, Pembela)
4. Ceramah Umum
5. Kuliah/ mengajar
6. Diskusi
7. Seminar
8. Pidato Politik, dll

ISI PIDATO SECARA UMUM
Dalam sebuah pidato, termasuk juga khutbah, maka seorang khatib hendaknya memperhatikan isi khutbah yang terdiri dari poin berikut :

1. Akar tunggang khutbah atau judul yang aktual; Judul diperlukan bukan hanya untuk mengidentifikasi tema-tema khutbah dalam satu tahun agar tidak tumpang tindih, tetapi juga dapat memberikan nilai tambah bagi khatib sendiri untuk terbiasa memiliki referensi tema yang cukup, aktual, dan yang diperlukan jamaah.
2. Batang khutbah atau logika yang konsisten; Jamaah kita di Jakarta sangat heterogen. Mereka terdiri dari berbagai kalangan. Logika yang konsisten bukan hanya melatih jamaah dan khatib untuk berfikir logis, akan tetapi mengajarkan kepada kita bahwa ajaran Islampun menjunjung tinggi rasionalitas, logis, dan masuk akal.
3. Cabang/ranting khutbah atau kerangka yang sistematis; Rujukan yang diambil oleh khatib hendaknya mengacu kepada sumber utama ajaran Islam, yakni al-Qur’an dan Sunnah Rasulullah. Kalau nanti khatib menyebutkan pandangan ulama atau cendekiawan lainnya, maka tidak berarti meninggalkan rujukan utamanya. Jangan malah dibalik, pendapat Professor dan ilmuwan disampaikan, tetapi firman Allah dan sabda Rasulullah diabaikan.
4. Daun khutbah atau analisis yang logis ; Apabila batang dari sebuah khutbah menunjukkan pada konsistensi logika, maka daun khutbah lebih kepada uraian dan analisis yang logis. Konkritnya, jika kita berbicara masalah akhlaq misalnya, maka uraian dan analisisnya tidak menjelaskan masalah fiqh.
5. Bunga khutbah atau variasi, pepatah, dan makalah pujangga/penyair; Termasuk dalam pengertian bunga pidato adalah humor. Namun perlu diingat, bahwa khutbah jum’at atau khutbah lainnya tidak hanya melibatkan kemampuan berpidato, tetapi juga harus mengikuti kaedah dan etika yang telah baku. Karena itu, sungguh tidak bijaksana manakala kita menyampaikan humor dalam berkhutbah.
6. Buah khutbah atau kesimpulan; Kesimpulan ini diperlukan oleh jamaah, karena mereka harus mendapatkan ilmu dan informasi agama yang juga bermanfaat bagi keluarga dan lingkungannya. Dengan mengingatkan intisari khutbah, jamaah akan membawa ”oleh-oleh” dari penyelenggaraan kegiatan ibadah tersebut.

Selain keenam isi dari sebuah pidato diatas, maka khusus untuk khutbah jum’at misalnya jangan lupa telah memiliki aturan baku yang berupa ”rukun khutbah”. Rukun khutbah itu meliputi : (1) Hamdalah, (2) Syahadat, (3) Shalawat, (4) Membaca Al-Qur’an, (5) Pesan taqwa, dan (6) Doa.


MATERI KHUTBAH
Salah satu hal pokok yang perlu diperhatikan khatib (terutama pada khutbah jum’at) adalah bahwa materi hendaknya padat, tidak bertele-tele, dan singkat. Hal ini penting bukan hanya karena ajaran dan kebiasaan rasulullah yang singkat dalam berkhutbah, tetapi juga harus sesuai dengan mobilitas dan aktifitas masyarakat kota besar yang padat, sehingga mereka mampu memanfaatkan waktu istirahat itu untuk berbagai keperluan.
Materi khutbah jum’at sebaiknya hanya menyangkut satu segi saja, tidak terlalu luas, dan perlu memperhatikan jamaah dengan tidak perlu mengulang menterjemahkan hamdalah yang sudah dibaca dalam bahasa Arab, sehingga waktu yang ada dapat dioptimalkan. Andaikan dalam khutbah jum’at itu diperlukan waktu 25 menit, maka porsi waktu untukm pembukaan paling lama 5 menit, untuk materi pokok kurang lebih 15 menit, dan untuk khutbah kedua kurang lebih 5 menit.
Gaya bahasa yang dipakai hendaknya menggunakan bahasa orang awam yang dapat dipahami oleh semua kalangan. Penggunaan istilah ilmiah yang berasal dari bahasa asing pada umumnya tidak baik disampaikan pada tempat (masjid) masyarakat, meskipun mungkin akan cocok untuk masjid-masjid kampus atau perkantoran.
Dengan waktu yang singkat itu, khatib jangan berharap jamaah langsung mengerti, apalagi memahami secara baik. Ingat, fungsi utama khutbah adalah ”mau’idhoh hasanah” (pesan kebaikan) yang lebih bersifat menggugah, memotivasi, mengingatkan, daripada fungsi pendidikan atau pembelajaran. Sehingga, dalam konteks ini, cara menyampaikan lebih penting dari isi pesan itu sendiri. Dalam hal yang demikian, pepatah yang mengatakan ”singkong ditembakkan menyakitkan, peluru dilemparkan ditertawakan”, agaknya perlu mendapatkan perenungan tersendiri.

KEBERHASILAN KHUTBAH
Ada beberapa kiat dalam menyampaikan ”amar ma’ruf nahi munkar” , termasuk khutbah, agar isi dan materi khutbah tersebut mengenai sasaran yang dituju. Kiat-kiat itu adalah :
1- Mengetahui secara detail sesuatu yang dibahas terutama yang menyangkut masalah ilmiah dan mengandung masalah yang memiliki banyak tafsiran dan perdebatan (interpretable; debateable) Jika tidak sampaikan gagasan yang bersifat ‘informatif’ dan biasa-biasa saja.
2- Sampaikan dengan ikhlas dan tulus yang muncul dari tanggungjawab pribadi selaku muslim. Jangan pernah berharap sesuatu imbalan materi, apalagi memasang tarif, na’uzdubillah. Biarlah rizki Allah yang mengaturnya, sehingga tugas da’wah tidak dicampuri oleh persoalan-persoalan materi.
3- Ungkapkan dengan bahasa yang sopan, bijaksana dan santun. Hindari penggunaan kata atau kalimat yang kasar, tidak pantas dan tidak senonoh. Hindari juga penyebutan nama atau kelompok secara vulgar dan langsung, karena itu akan memunculkan konflik di kalangan jama’ah. Meskipun kita memiliki kewajiban klarifikasi dan penegasan kepada jamaah, akan tetapi cara yang ditempuh hendaknya mengikuti cara yang telah dicontohkan Rasulullah.
4- Terus menerus dalam menyampaikan pesan kebenaran dan jangan bosan-bosan. Bersabarlah untuk memdapatkan hasil yang diinginkan.
5- Mulailah dengan diri sendiri. Kiat ini yang paling penting untuk para khatib, agar pesan yang disampaikan tidak berhenti pada telinga jamaah, tetapi akan merasuk ke dalam hati sanubari sebagai siraman hikmah yang menyejukkan.

PERSIAPAN KHUTBAH
Secara teknis para khatib perlu memperhatikan hal-hal berikut ini agar saat berkhutbah tidak menemukan kesulitan-kesulitan.
 Pakailah pakaian yang rapih dan sederhana, sesuaikan dengan tempat (masjid) dimana kita berkhutbah.
 Pastikan keadaan fisik yang mantap dan sehat
 Materi khutbah hendaknya disiapkan, bila perlu didiskusikan terlebih dahulu dengan teman, dan buatlah pointers-pointers agar sistematika pembicaraan tidak mengambang.
 Bagi pemula, upayakan selalu berlatih dahulu, dicoba pada acara-acara ceramah atau pengajian, baru setelah merasa yakin, dapat menjadi khatib
 Materi harus dipilih yang penting dan mendesak serta diperlukan oleh jamaah. Banyaklah mencari bahan dan sumber melalui buku-buku, kitab-kitab, koran, berita, internet, dan pengalaman langsung.
 Jangan berkhutbah kalau kondisi badan sakit, pikiran kacau, lapar, atau haus.
 Apabila jamaah makin banyak, maka volume suara harus bertambah keras, tekanan/nada suara ditinggikan, tempo harus lambat, bahasa harus awam (dimengerti umum), logikanya sederhana, dan semangatnya tinggi.

Rabu, 02 Desember 2009

Reformasi II

Tampaknya pertemuan Bapak SBY dgn semmua perwakilan mentri rabu (2/12).beliau menyatakan bahwa perlu diadakanya reformasi ke 2.

Tampaknya krisis global perlu perhatian yg serius,kejadian tahun 1998 telah terjadi kembali,bahkan negara adikuasa seperti amereka pun tidak dapat menghindar...

Hmmmm,ntar deh dlanjut lg..pusinkg ah.tdur

Selasa, 01 Desember 2009

Pemerintahan Indonesi semakin terpuruk

Huft,..tampaknya masalah di negeriku terus bertambah..

Masalah pengangguran,rakyat miskin belum tuntas...
Cicak belum dapat kpastian status hukum,skarang pak SBY menghadapi masalah Bank Century...

Ini semua harus dikaji ulang..
Pemerintah harus membela rakyat bnyak,tapi rakyat jg harus mendukung pemerintah.jangn hanya bsa menyudutkan saja....

Huft, semua itu mesti dilakukan secara seimbang.

Senin, 30 November 2009

masyarakat kota dan Desa

BAB I
PENDAHULUAN

A. Alasan pemilihan Judul
Melihat dari berbagai aspek yang ada, baik kita lihat secara langsung ataupun melalui media informasi, baik cetak maupun media elektronik, bahwa betapa fenomena hidup yang ada dipedesaan mulai mengalami pergeseran nilai, norma serta adat istiadat yang tidak lagi dihiraukan oleh banyak penduduk desa yang ingin merasa kehidupannya berubah, baik ekonomi maupun status sosialnya. Serta fenomena kehidupan perkotaan yang mempunyai motto hidup “Biar tekor asal Tersohor” menjadi sebuah gaya hidup serba boleh, walaupun itu melabrak norma-norma hukum lebih-lebih norma agama.

B. Latar Belakang Pemilihan Judul
Masyarakat (sebagai terjemahan istilah society) adalah sekelompok orang yang membentuk sebuah sistem semi tertutup (atau semi terbuka), dimana sebagian besar interaksi adalah antara individu-individu yang berada dalam kelompok tersebut. Lebih abstraknya, sebuah masyarakat adalah suatu jaringan hubungan-hubungan antar entitas-entitas. Masyarakat adalah sebuah komunitas yang interdependen (saling tergantung satu sama lain). Umumnya, istilah masyarakat digunakan untuk mengacu sekelompok orang yang hidup bersama dalam satu komunitas yang teratur.
Masyarakat (society) merupakan istilah yang digunakan untuk menerangkan komuniti manusia yang tinggal bersama-sama. Boleh juga dikatakan masyarakat itu merupakan jaringan perhubungan antara pelbagai individu. Dari segi perlaksaan, ia bermaksud sesuatu yang dibuat - atau tidak dibuat - oleh kumpulan orang itu. Masyarakat merupakan subjek utama dalam pengkajian sains sosial.
Perkataan society datang daripada bahasa Latin societas, "perhubungan baik dengan orang lain". Perkataan societas diambil dari socius yang bererti "teman", maka makna masyarakat itu adalah berkait rapat dengan apa yang dikatakan sosial. Ini bermakna telah tersirat dalam kata masyarakat bahawa ahli-ahlinya mempunyai kepentingan dan matlamat yang sama. Maka, masyarakat selalu digunakan untuk menggambarkan rakyat sesebuah negara.
Walaupun setiap masyarakat itu berbeza, namun cara ia musnah adalah selalunya sama: penipuan, pencurian, keganasan, peperangan dan juga kadangkala penghapusan etnik jika perasaan perkauman itu timbul. Masyarakat yang baru akan muncul daripada sesiapa yang masih bersama, ataupun daripada sesiapa yang tinggal.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Masyarakat
Dalam Bahasa Inggris disebut Society, asal katanya Socius yang berarti “kawan”. Kata “Masyarakat” berasal dari bahasa Arab, yaitu Syiek, artinya “bergaul”. Adanya saling bergaul ini tentu karena ada bentuk – bentuk akhiran hidup, yang bukan disebabkan oleh manusia sebagai pribadi melainkan oleh unsur – unsur kekuatan lain dalam lingkungan sosial yang merupakan kesatuan

B. Masyarakat Pedesaan (masyarakat tradisional)
a. Pengertian desa/pedesaan
Yang dimaksud dengan desa menurut Sutardjo Kartodikusuma mengemukakan sebagai berikut: Desa adalah suatu kesatuan hukum dimana bertempat tinggal suatu masyarakat pemerintahan tersendiri
Menurut Bintaro, desa merupakan perwujudan atau kesatuan goegrafi ,sosial, ekonomi, politik dan kultur yang terdapat ditempat itu (suatu daerah), dalam hubungan dan pengaruhnya secara timbal balik dengan daerah lain.
Sedang menurut Paul H. Landis :Desa adalah pendudunya kurang dari 2.500 jiwa. Dengan ciri ciri sebagai berikut :
a) mempunyai pergaulan hidup yang saling kenal mengenal antara ribuan jiwa.
b) Ada pertalian perasaan yang sama tentang kesukaan terhadap kebiasaan
c) Cara berusaha (ekonomi)adalah agraris yang paling umum yang sangat dipengaruhi alam seperti : iklim, keadaan alam ,kekayaan alam, sedangkan pekerjaan yang bukan agraris adalah bersifat sambilan
Dalam kamus sosiologi kata tradisional dari bahasa Inggris, Tradition artinya Adat istiadat dan kepercayaan yang turun menurun dipelihara, dan ada beberapa pendapat yang ditinjau dari berbagai segi bahwa, pengertian desa itu sendiri mengandung kompleksitas yang saling berkaitan satu sama lain diantara unsur-unsurnya, yang sebenarnya desa masih dianggap sebagai standar dan pemelihara sistem kehidupan bermasyarakat dan kebudayaan asli seperti tolong menolong, keguyuban, persaudaraan, gotong royong, kepribadian dalam berpakaian, adat istiadat , kesenian kehidupan moral susila dan lain-lain yang mempunyai ciri yang jelas.
Dalam UU Nomor 32 Tahun 2004 disebutkan pengertian desa sebagai kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah, yang berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat, berdasarkan asal-usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam system pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Dari defenisi tersebut, sebetulnya desa merupakan bagian vital bagi keberadaan bangsa Indonesia. Vital karena desa merupakan satuan terkecil dari bangsa ini yang menunjukkan keragaman Indonesia. Selama ini terbukti keragaman tersebut telah menjadi kekuatan penyokong bagi tegak dan eksisnya bangsa. Dengan demikian penguatan desa menjadi hal yang tak bisa ditawar dan tak bisa dipisahkan dari pembangunan bangsa ini secara menyeluruh.
Memang hampir semua kebijakan pemerintah yang berkenaan dengan pembangunan desa mengedepankan sederet tujuan mulia, seperti mengentaskan rakyat miskin, mengubah wajah fisik desa, meningkatkan pendapatan dan taraf hidup masyarakat, memberikan layanan social desa, hingga memperdayakan masyarakat dan membuat pemerintahan desa lebih modern. Sayangnya sederet tujuan tersebut mandek diatas kertas.
Karena pada kenyataannya desa sekedar dijadikan obyek pembangunan, yang keuntungannya direguk oleh actor yang melaksanakan pembangunan di desa tersebut : bisa elite kabupaten, provinsi, bahkan pusat. Di desa, pembangunan fisik menjadi indicator keberhasilan pembangunan. Karena itu, Program Pengembangan Kecamatan (PPK) yang ada sejak tahun 2000 dan secara teoritis memberi kesempatan pada desa untuk menentukan arah pembangunan dengan menggunakan dana PPK, orientasi penggunaan dananyapun lebih untuk pembangunan fisik. Bahkan, di Sumenep (Madura), karena kuatnya peran kepala desa (disana disebut klebun) dalam mengarahkan dana PPK untuk pembangunan fisik semata, istilah PPK sering dipelesetkan menjadi proyek para klebun.
Menyimak realitas diatas, memang benar bahwa yang selama ini terjadi sesungguhnya adalah “Pembangunan di desa” dan bukan pembangunan untuk, dari dan oleh desa. Desa adalah unsur bagi tegak dan eksisnya sebuah bangsa (nation) bernama Indonesia.
Kalaupun derap pembangunan merupakan sebuah program yang diterapkan sampai kedesa-desa, alangkah baiknya jika menerapkan konsep :”Membangun desa, menumbuhkan kota”. Konsep ini, meski sudah sering dilontarkan oleh banyak kalangan,
tetapi belum dituangkan ke dalam buku yang khusus dan lengkap. Inilah tantangan yang harus segera dijawab.
b. Ciri-ciri Masyarakat desa (karakteristik)
Masyarakat desa selalu memiliki ciri-ciri atau dalam hidup bermasyarakat, yang biasanya tampak dalam perilaku keseharian mereka. Pada situasi dan kondisi tertentu, sebagian karakteristik dapat digeneralisasikan pada kehidupan masyarakat desa di Jawa. Namun demikian, dengan adanya perubahan sosial religius dan perkembangan era informasi dan teknologi, terkadang sebagian karakteristik tersebut sudah “tidak berlaku”. Berikut ini disampaikan sejumlah karakteristik masyarakat desa, yang terkait dengan etika dan budaya mereka, yang bersifat umum yang selama ini masih sering ditemui. Setidaknya, ini menjadi salah satu wacana bagi kita yang akan bersama-sama hidup di lingkungan pedesaan.
1. Sederhana
Sebagian besar masyarakat desa hidup dalam kesederhanaan. Kesederhanaan ini terjadi karena dua hal:
1. Secara ekonomi memang tidak mampu
2. Secara budaya memang tidak senang menyombongkan diri.
2. Mudah curiga
Secara umum, masyarakat desa akan menaruh curiga pada:
1. Hal-hal baru di luar dirinya yang belum dipahaminya
2. Seseorang/sekelompok yang bagi komunitas mereka dianggap “asing”
3. Menjunjung tinggi “unggah-ungguh”
Sebagai “orang Timur”, orang desa sangat menjunjung tinggi kesopanan atau “unggah-ungguh” apabila:
1. Bertemu dengan tetangga
2. Berhadapan dengan pejabat
3. Berhadapan dengan orang yang lebih tua/dituakan
4. Berhadapan dengan orang yang lebih mampu secara ekonomi
5. Berhadapan dengan orang yang tinggi tingkat pendidikannya
4. Guyub, kekeluargaan
Sudah menjadi karakteristik khas bagi masyarakat desa bahwa suasana kekeluargaan dan persaudaraan telah “mendarah-daging” dalam hati sanubari mereka.
5. Lugas
“Berbicara apa adanya”, itulah ciri khas lain yang dimiliki masyarakat desa. Mereka tidak peduli apakah ucapannya menyakitkan atau tidak bagi orang lain karena memang mereka tidak berencana untuk menyakiti orang lain. Kejujuran, itulah yang mereka miliki.
6. Tertutup dalam hal keuangan
Biasanya masyarakat desa akan menutup diri manakala ada orang yang bertanya tentang sisi kemampuan ekonomi keluarga. Apalagi jika orang tersebut belum begitu dikenalnya. Katakanlah, mahasiswa yang sedang melakukan tugas penelitian survei pasti akan sulit mendapatkan informasi tentang jumlah pendapatan dan pengeluaran mereka.
7. Perasaan “minder” terhadap orang kota
Satu fenomena yang ditampakkan oleh masayarakat desa, baik secara langsung ataupun tidak langsung ketika bertemu/bergaul dengan orang kota adalah perasaan mindernya yang cukup besar. Biasanya mereka cenderung untuk diam/tidak banyak omong.
8. Menghargai (“ngajeni”) orang lain
Masyarakat desa benar-benar memperhitungkan kebaikan orang lain yang pernah diterimanya sebagai “patokan” untuk membalas budi sebesar-besarnya. Balas budi ini tidak selalu dalam wujud material tetapi juga dalam bentuk penghargaan sosial atau dalam bahasa Jawa biasa disebut dengan “ngajeni”.
9. Jika diberi janji, akan selalu diingat
Bagi masyarakat desa, janji yang pernah diucapkan seseorang/komunitas tertentu akan sangat diingat oleh mereka terlebih berkaitan dengan kebutuhan mereka. Hal ini didasari oleh pengalaman/trauma yang selama ini sering mereka alami, khususnya terhadap janji-janji terkait dengan program pembangunan di daerahnya.
Sebaliknya bila janji itu tidak ditepati, bagi mereka akan menjadi “luka dalam” yang begitu membekas di hati dan sulit menghapuskannya. Contoh kecil: mahasiswa menjanjikan pertemuan di Balai Desa jam 19.00. Dengan tepat waktu, mereka telah standby namun mahasiswa baru datang jam 20.00. Mereka akan sangat kecewa dan selalu mengingat pengalaman itu.
10. Suka gotong-royong
Salah satu ciri khas masyarakat desa yang dimiliki dihampir seluruh kawasan Indonesia adalah gotong-royong atau kalau dalam masyarakat Jawa lebih dikenal dengan istilah “sambatan”. Uniknya, tanpa harus dimintai pertolongan, serta merta mereka akan “nyengkuyung” atau bahu-membahu meringankan beban tetangganya yang sedang punya “gawe” atau hajatan. Mereka tidak memperhitungkan kerugian materiil yang dikeluarkan untuk membantu orang lain. Prinsip mereka: “rugi sathak, bathi sanak”. Yang kurang lebih artinya: lebih baik kehilangan materi tetapi mendapat keuntungan bertambah saudara.
11. Demokratis
Sejalan dengan adanya perubahan struktur organisasi di desa, pengambilan keputusan terhadap suatu kegiatan pembangunan selalu dilakukan melalui mekanisme musyawarah untuk mufakat. Dalam hal ini peran BPD (Badan Perwakilan Desa) sangat penting dalam mengakomodasi pendapat/input dari warga.
12. Religius
Masyarakat pedesaan dikenal sangat religius. Artinya, dalam keseharian mereka taat menjalankan ibadah agamanya. Secara kolektif, mereka juga mengaktualisasi diri ke dalam kegiatan budaya yang bernuansa keagamaan. Misalnya: tahlilan, rajaban, Jumat Kliwonan, dll.
Catatan: 12 karakteristik tersebut, pada saat ini tidak bisa digeneralisasikan bagi seluruh warga masyarakat desa. Ini disebabkan oleh adanya perubahan sosial religius yang begitu besar pengaruhnya dalam tata pranata kehidupan masyarakat pedesaan. Dampak yang terjadi meliputi aspek agama, ekonomi, sosial politik, budaya dan pertahanan keamanan. (ingat: kasus kerusuhan yang terjadi di beberapa pedesaan di pulau Jawa)
Dalam buku Sosiologi karangan Ruman Sumadilaga seorang ahli Sosiologi “Talcot Parsons” menggambarkan masyarakat desa sebagai masyarakat tradisional (Gemeinschaft) yang mebngenal ciri-ciri sebagai berikut :
a. Afektifitas ada hubungannya dengan perasaan kasih sayang, cinta , kesetiaan dan kemesraan. Perwujudannya dalam sikap dan perbuatan tolong menolong, menyatakan simpati terhadap musibah yang diderita orang lain dan menolongnya tanpa pamrih.
b. Orientasi kolektif sifat ini merupakan konsekuensi dari Afektifitas, yaitu mereka mementingkan kebersamaan , tidak suka menonjolkan diri, tidak suka akan orang yang berbeda pendapat, intinya semua harus memperlihatkan keseragaman persamaan.
c. Partikularisme pada dasarnya adalah semua hal yang ada hubungannya dengan keberlakuan khusus untuk suatu tempat atau daerah tertentu. Perasaan subyektif, perasaan kebersamaan sesungguhnya yang hanya berlaku untuk kelompok tertentu saja.(lawannya Universalisme)
d. Askripsi yaitu berhubungan dengan mutu atau sifat khusus yang tidak diperoleh berdasarkan suatu usaha yang tidak disengaja, tetapi merupakan suatu keadaan yang sudah merupakan kebiasaan atau keturunan.(lawanya prestasi).
e. Kekabaran (diffuseness). Sesuatu yang tidak jelas terutama dalam hubungan antara pribadi tanpa ketegasan yang dinyatakan eksplisit. Masyarakat desa menggunakan bahasa tidak langsung, untuk menunjukkan sesuatu. Dari uraian tersebut (pendapat Talcott Parson) dapat terlihat pada desa-desa yang masih murni masyarakatnya tanpa pengaruh dari luar.



C. Masyarakat Perkotaan
a. Pengertian Kota
Seperti halnya desa, kota juga mempunyai pengertian yang bermacam-macam seperti pendapat beberapa ahli berikut ini.
i. Wirth
Kota adalah suatu pemilihan yang cukup besar, padat dan permanen, dihuni oleh orang-orang yang heterogen kedudukan sosialnya.
ii. Max Weber
Kota menurutnya, apabila penghuni setempatnya dapat memenuhi sebagian besar kebutuhan ekonominya dipasar lokal.

iii. Dwigth Sanderson
Kota ialah tempat yang berpenduduk sepuluh ribu orang atau lebih.
Dari beberapa pendapat secara umum dapat dikatakan mempunyani ciri-ciri mendasar yang sama. Pengertian kota dapat dikenakan pada daerah atau lingkungan komunitas tertentu dengan tingkatan dalam struktur pemerintahan.
Menurut konsep Sosiologik sebagian Jakarta dapat disebut Kota, karena memang gaya hidupnya yang cenderung bersifat individualistik. Marilah sekarang kita meminjam lagi teori Talcott Parsons mengenai tipe masyarakat kota yang diantaranya mempunyai ciri-ciri :
a). Netral Afektif
Masyarakat Kota memperlihatkan sifat yang lebih mementingkat Rasionalitas dan sifat rasional ini erat hubungannya dengan konsep Gesellschaft atau Association. Mereka tidak mau mencampuradukan hal-hal yang bersifat emosional atau yang menyangkut perasaan pada umumnya dengan hal-hal yang bersifat rasional, itulah sebabnya tipe masyarakat itu disebut netral dalam perasaannya.
b). Orientasi Diri
Manusia dengan kekuatannya sendiri harus dapat mempertahankan dirinya sendiri, pada umumnya dikota tetangga itu bukan orang yang mempunyai hubungan kekeluargaan dengan kita oleh karena itu setiap orang dikota terbiasa hidup tanpa menggantungkan diri pada orang lain, mereka cenderung untuk individualistik.
c). Universalisme
Berhubungan dengan semua hal yang berlaku umum, oleh karena itu pemikiran rasional merupakan dasar yang sangat penting untuk Universalisme.


d). Prestasi
Mutu atau prestasi seseorang akan dapat menyebabkan orang itu diterima berdasarkan kepandaian atau keahlian yang dimilikinya.
e). Heterogenitas
Masyarakat kota lebih memperlihatkan sifat Heterogen, artinya terdiri dari lebih banyak komponen dalam susunan penduduknya.
b. Ciri-ciri masyarakat Perkotaan
Ada beberapa ciri yang menonjol pada masyarakat perkotaan, yaitu :
i. Kehidupan keagamaannya berkurang, kadangkala tidak terlalu dipikirkan karena memang kehidupan yang cenderung kearah keduniaan saja.
ii. Orang kota pada umumnya dapat mengurus dirinya sendiri tanpa harus berdantung pada orang lain (Individualisme).
iii. Pembagian kerja diantara warga-warga kota juga lebih tegas dan mempunyai batas-batas yang nyata.
iv. Kemungkinan-kemungkinan untuk mendapatkan pekerjaan juga lebih banyak diperoleh warga kota.
v. Jalan kehidupan yang cepat dikota-kota, mengakibatkan pentingnya faktor waktu bagi warga kota, sehingga pembagian waktu yang teliti sangat penting, intuk dapat mengejar kebutuhan-kebutuhan seorang individu.
vi. Perubahan-perubahan tampak nyata dikota-kota, sebab kota-kota biasanya terbuka dalam menerima pengaruh-pengaruh dari luar.

D. Perbedaan antara desa dan kota
Dalam masyarakat modern, sering dibedakan antara masyarakat pedesaan (rural community) dan masyarakat perkotaan (urban community). Menurut Soekanto (1994), per-bedaan tersebut sebenarnya tidak mempunyai hubungan dengan pengertian masyarakat sederhana, karena dalam masyarakat modern, betapa pun kecilnya suatu desa, pasti ada pengaruh-pengaruh dari kota. Perbedaan masyarakat pedesaan dan masyarakat perkotaan, pada hakekatnya bersifat gradual.
Kita dapat membedakan antara masya-rakat desa dan masyarakat kota yang masing-masing punya karakteristik tersendiri. Masing-masing punya sistem yang mandiri, dengan fungsi-fungsi sosial, struktur serta proses-proses sosial yang sangat berbeda, bahkan kadang-kadang dikatakan "berlawanan" pula. Perbedaan ciri antara kedua sistem tersebut dapat diungkapkan secara singkat menurut Poplin (1972) sebagai berikut:
Masyarakat Pedesaan Masyarakat Kota
Perilaku homogen
Perilaku yang dilandasi oleh konsep kekeluargaan dan kebersamaan
Perilaku yang berorientasi pada tradisi dan status
Isolasi sosial, sehingga statik
Kesatuan dan keutuhan kultural
Banyak ritual dan nilai-nilai sakral
Kolektivisme Perilaku heterogen
Perilaku yang dilandasi oleh konsep pengandalan diri dan kelembagaan
Perilaku yang berorientasi pada rasionalitas dan fungsi
Mobilitas sosial, sehingga dinamik
Kebauran dan diversifikasi kultural
Birokrasi fungsional dan nilai-nilai sekular Individualisme
Warga suatu masyarakat pedesaan mempunyai hubungan yang lebih erat dan lebih mendalam ketimbang hubungan mereka dengan warga masyarakat pedesaan lainnya. Sistem kehidupan biasanya berkelompok atas dasar sistem kekeluargaan (Soekanto, 1994). Selanjutnya Pudjiwati (1985), menjelaskan ciri-ciri relasi sosial yang ada di desa itu, adalah pertama-tama, hubungan kekerabatan. Sistem kekerabatan dan kelompok kekerabatan masih memegang peranan penting. Penduduk masyarakat pedesaan pada umumnya hidup dari pertanian, walaupun terlihat adanya tukang kayu, tukang genteng dan bata, tukang membuat gula, akan tetapi inti pekerjaan penduduk adalah pertanian. Pekerjaan-pekerjaan di samping pertanian, hanya merupakan pekerjaan sambilan saja .
Golongan orang-orang tua pada masyarakat pedesaan umumnya memegang peranan penting. Orang akan selalu meminta nasihat kepada mereka apabila ada kesulitan-kesulitan yang dihadapi. Nimpoeno (1992) menyatakan bahwa di daerah pedesaan kekuasaan-kekuasaan pada umumnya terpusat pada individu seorang kiyai, ajengan, lurah dan sebagainya.
Ada beberapa ciri yang dapat dipergunakan sebagai petunjuk untuk membedakan antara desa dan kota. Dengan melihat perbedaan perbedaan yang ada mudah mudahan akan dapat mengurangi kesulitan dalam menentukan apakah suatu masyarakat dapat disebut sebagi masyarakat pedeasaan atau masyarakat perkotaan.
Ciri ciri tersebut antara lain :
1) jumlah dan kepadatan penduduk
2) lingkungan hidup
3) mata pencaharian
4) corak kehidupan sosial
5) stratifiksi sosial
6) mobilitas sosial
7) pola interaksi sosial
8) solidaritas sosial
9) kedudukan dalam hierarki sistem administrasi nasional

E. Hubungan Desa-kota, hubungan pedesaan-perkotaan.
Masyarakat pedesaan dan perkotaan bukanlah dua komonitas yang terpisah sama sekali satu sama lain. Bahkan dalam keadaan yang wajar diantara keduanya terdapat hubungan yang erat. Bersifat ketergantungan, karena diantara mereka saling membutuhkan. Kota tergantung pada dalam memenuhi kebutuhan warganya akan bahan bahan pangan seperti beras sayur mayur , daging dan ikan. Desa juga merupakan sumber tenaga kasar bagi bagi jenis jenis pekerjaan tertentu dikota. Misalnya saja buruh bangunan dalam proyek proyek perumahan. Proyek pembangunan atau perbaikan jalan raya atau jembatan dan tukang becak. Mereka ini biasanya adalah pekerja pekerja musiman. Pada saat musim tanam mereka, sibuk bekerja di sawah. Bila pekerjaan dibidang pertanian mulai menyurut, sementara menunggu masa panen mereka merantau ke kota terdekat untuk melakukan pekerjaan apa saja yang tersedia.
“Interface”, dapat diartikan adanya kawasan perkotaan yang tumpang-tindih dengan kawasan perdesaan, nampaknya persoalan tersebut sederhana, bukankah telah ada alat transportasi, pelayanan kesehatan, fasilitas pendidikan, pasar, dan rumah makan dan lain sebagainya, yang mempertemukan kebutuhan serta sifat kedesaan dan kekotaan.
Hubungan kota-desa cenderung terjadi secara alami yaitu yang kuat akan menang, karena itu dalam hubungan desa-kota, makin besar suatu kota makin berpengaruh dan makin menentukan kehidupan perdesaan.
Secara teoristik, kota merubah atau paling mempengaruhi desa melalui beberapa caar, seperti: (i) Ekspansi kota ke desa, atau boleh dibilang perluasan kawasan perkotaan dengan merubah atau mengambil kawasan perdesaan. Ini terjadi di semua kawasan perkotaan dengan besaran dan kecepatan yang beraneka ragam; (ii) Invasi kota , pembangunan kota baru seperti misalnya Batam dan banyak kota baru sekitar Jakarta merubah perdesaan menjadi perkotaan. Sifat kedesaan lenyap atau hilang dan sepenuhnya diganti dengan perkotaan; (iii) Penetrasi kota ke desa, masuknya produk, prilaku dan nilai kekotaan ke desa. Proses ini yang sesungguhnya banyak terjadi; (iv) ko-operasi kota-desa, pada umumnya berupa pengangkatan produk yang bersifat kedesaan ke kota. Dari keempat hubungan desa-kota tersebut kesemuanya diprakarsai pihak dan orang kota. Proses sebaliknya hampir tidak pernah terjadi, oleh karena itulah berbagai permasalahan dan gagasan yang dikembangkan pada umumnya dikaitkan dalam kehidupan dunia yang memang akan mengkota.
Salah satu bentuk hubungan antara kota dan desa adalah :
a). Urbanisasi dan Urbanisme
Dengan adanya hubungan Masyarakat Desa dan Kota yang saling ketergantungan dan saling membutuhkan tersebut maka timbulah masalah baru yakni ; Urbanisasi yaitu suatu proses berpindahnya penduduk dari desa ke kota atau dapat pula dikatakan bahwa urbanisasi merupakan proses terjadinya masyarakat perkotaan. (soekanto,1969:123 ).
b) Sebab-sebab Urbanisasi
1.) Faktor-faktor yang mendorong penduduk desa untuk meninggalkan daerah kediamannya (Push factors)
2.) Faktor-faktor yang ada dikota yang menarik penduduk desa untuk pindah dan menetap dikota (pull factors)
• Hal – hal yang termasuk push factor antara lain :
a. Bertambahnya penduduk sehingga tidak seimbang dengan persediaan lahan pertanian,
b. Terdesaknya kerajinan rumah di desa oleh produk industri modern.
c. Penduduk desa, terutama kaum muda, merasa tertekan oleh oleh adat istiadat yang ketat sehingga mengakibatkan suatu cara hidup yang monoton.
d. Didesa tidak banyak kesempatan untuk menambah ilmu pengetahuan.
e. Kegagalan panen yang disebabkan oleh berbagai hal, seperti banjir, serangan hama, kemarau panjang, dsb. Sehingga memaksa penduduk desa untuk mencari penghidupan lain dikota.
• Hal – hal yang termasuk pull factor antara lain :
a. Penduduk desa kebanyakan beranggapan bahwa dikota banyak pekerjaan dan lebih mudah untuk mendapatkan penghasilan
b. Dikota lebih banyak kesempatan untuk mengembangkan usaha kerajinan rumah menjadi industri kerajinan.
c. Pendidikan terutama pendidikan lanjutan, lebih banyak dikota dan lebih mudah didapat.
d. Kota dianggap mempunyai tingkat kebudayaan yang lebih tinggi dan merupakan tempat pergaulan dengan segala macam kultur manusianya.
e. Kota memberi kesempatan untuk menghindarkan diri dari kontrol sosial yang ketat atau untuk mengangkat diri dari posisi sosial yang rendah ( Soekanti, 1969 : 124-125 ).


























BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Manusia menjalani kehidupan didunia ini tidaklah bisa hanya mengandalkan dirinya sendiri dalam artian butuh bantuan dan pertolongan orang lain , maka dari itu manusia disebut makhluk sosial, sesuai dengan Firman Allah SWT yang artinya : “ Wahai manusia! Sungguh Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal ( bersosialisasi ).....” (Al-Hujurat :13 ). Oleh karena itu kehidupan bermasyarakat hendaklah menjadi sebuah pendorong atau sumber kekuatan untuk mencapai cita-cita kehidupan yang harmonis, baik itu kehidupan didesa maupun diperkotaan. Tentunya itulah harapan kita bersama, tetapi fenomena apa yang kita saksikan sekarang ini, jauh sekali dari harapan dan tujuan pembangunan Nasional negara ini, kesenjangan Sosial, yang kaya makin Kaya dan yang Miskin tambah melarat , mutu pendidikan yang masih rendah, orang mudah sekali membunuh saudaranya (dekadensi moral ) hanya karena hal sepele saja, dan masih banyak lagi fenomena kehidupan tersebut diatas yang kita rasakan bersama, mungkin juga fenomena itu ada pada lingkungan dimana kita tinggal.
Sehubungan dengan itu, barangkali kita berprasangka atau mengira fenomena-fenomena yang terjadi diatas hanya terjadi dikota saja, ternyata problem yang tidak jauh beda ada didesa, yang kita sangka adalah tempat yang aman, tenang dan berakhlak (manusiawi), ternyata telah tersusupi oleh kehidupan kota yang serba boleh dan bebas itu disatu pihak masalah urbanisasi menjadi masalah serius bagi kota dan desa, karena masyarakat desa yang berurbanisasi ke kota menjadi masyarakat marjinal dan bagi desa pengaruh urbanisasi menjadikan sumber daya manusia yang produktif di desa menjadi berkurang yang membuat sebuah desa tak maju bahkan cenderung tertinggal.


B. Saran - saran
Pembangunan Wilayah perkotaan seharusnya berbanding lurus dengan pengembangan wilayah desa yang berpengaruh besar terhadap pembangunan kota. Masalah yang terjadi di kota tidak terlepas karena adanya problem masalah yang terjadi di desa, kurangnya sumber daya manusia yang produktif akibat urbanisasi menjadi masalah yang pokok untuk diselesaikan dan paradigma yang sempit bahwa dengan mengadu nasib dikota maka kehidupan menjadi bahagia dan sejahtera menjadi masalah serius. Problem itu tidak akan menjadi masalah serius apabila pemerintah lebih fokus terhadap perkembangan dan pembangunan desa tertinggal dengan membuka lapangan pekerjaan dipedesaan sekaligus mengalirnya investasi dari kota dan juga menerapkan desentralisasi otonomi daerah yang memberikan keleluasaan kepada seluruh daerah untuk mengembangkan potensinya menjadi lebih baik, sehingga kota dan desa saling mendukung dalam segala aspek kehidupan.






















DAFTAR PUSTAKA


Ahmadi, Abu, Drs. 2003. Ilmu Sosial Dasar. Jakarta: Rineke Cipta.
Kosim, H, E. 1996. Bandung: Sekolah Tinggi Bahasa Asing Yapari
Marwanto, 12 November 2006. Jangan bunuh desa kami. Jakarta:Kompas
_______, 1994. Sosiologi 3 SMU. Jakarta: Yudistira
Indonesia Media On line, May 2004
Burhanhito.blogspot.com

Kamis, 15 Oktober 2009

quisoner

Quisioner SPONTANITAS
HaL pertama yang mungkin kawan rasakan ketika mendapat quisioner ini adalah bingung. Mungkin kawan bertanya dalam hati,”buat apa sich quisioner ini?”. Tidak sedikit orang memberikan jawaban sekenanya ketika dimintai pendapat melalui quisioner. Wajar lho, karena salah satu fungsi quisioner ini adalah mengkolektifkan pendapat kawan sebagai sample perwakilan dari suara kawan yang lainya.
Pendapat yang kawan berikan akan menjadi bukti peran kawan, bahwa kawan memberikan kontribusi yang sangat berharga bagi perubahan sekitar. Satu hal yang membedakan kawan dengan manusia lainya adalah status kawan, mahasiswa cenderung berfikir dinamis dan kritis. Dengan begitu, diharapkan kawan dapat memberikan pendapat maksimal sebagai bukti status kawan.
Sampai saat ini, lebih dari satu tahun kita bersama menuntut ilmu di UIN SGD BDG. Sudah pasti, walau hanya sesekali kita memakai fasilitas toilet khususnya di gedung Z. Pendapat kawan berkaitan dengan :
1. Bagaimana dengan KEBERSIHAN ( aroma, kondisi air dan lingkungan ) toilet?
2. Apa penyebab kondisi toilet seperti itu ?
3. Dampak ( positif/negatif ) bila keadaan toilet seperti itu ?
4. Peran minimal yang bisa kita lakukan ?


Quisioner SPONTANITAS
HaL pertama yang mungkin kawan rasakan ketika mendapat quisioner ini adalah bingung. Mungkin kawan bertanya dalam hati,”buat apa sich quisioner ini?”. Tidak sedikit orang memberikan jawaban sekenanya ketika dimintai pendapat melalui quisioner. Wajar lho, karena salah satu fungsi quisioner ini adalah mengkolektifkan pendapat kawan sebagai sample perwakilan dari suara kawan yang lainya…
Pendapat yang kawan berikan akan menjadi bukti peran kawan, bahwa kawan memberikan kontribusi yang sangat berharga bagi perubahan sekitar. Satu hal yang membedakan kawan dengan manusia lainya adalah status kawan, mahasiswa cenderung berfikir dinamis dan kritis. Dengan begitu, diharapkan kawan dapat memberikan pendapat maksimal sebagai bukti status kawan.
Sampai saat ini, lebih dari satu tahun kita bersama menuntut ilmu di UIN SGD BDG. Sudah pasti, walau hanya sesekali kita memakai fasilitas toilet khususnya di gedung Z. Pendapat kawan berkaitan dengan :
1. Bagaimana dengan KEBERSIHAN ( aroma, kondisi air dan lingkungan ) toilet?
2. Apa penyebab kondisi toilet seperti itu ?
3. Dampak ( positif/negatif ) bila keadaan toilet seperti itu ?
4. Peran minimal yang bisa kita lakukan ?

Pengertian Antropologi

Pengertian Antropologi

Posted April 28th, 2008 by chaviozka
• Antropologi
Antropologi adalah salah satu cabang ilmu sosial yang mempelajari tentang budaya masyarakat suatu etnis tertentu. Antropologi lahir atau muncul berawal dari ketertarikan orang-orang Eropa yang melihat ciri-ciri fisik, adat istiadat, budaya yang berbeda dari apa yang dikenal di Eropa.
Antropologi lebih memusatkan pada penduduk yang merupakan masyarakat tunggal, tunggal dalam arti kesatuan masyarakat yang tinggal daerah yang sama, antropologi mirip seperti sosiologi tetapi pada sosiologi lebih menitik beratkan pada masyarakat dan kehidupan sosialnya
Antropologi berasal dari kata Yunani ? (baca: anthropos) yang berarti "manusia" atau "orang", dan logos yang berarti ilmu. Antropologi mempelajari manusia sebagai makhluk biologis sekaligus makhluk sosial.
Antropologi memiliki dua sisi holistik dimana meneliti manusia pada tiap waktu dan tiap dimensi kemanusiannya. Arus utama inilah yang secara tradisional memisahkan antropologi dari disiplin ilmu kemanusiaan lainnya yang menekankan pada perbandingan/ perbedaan budaya antar manusia. Walaupun begitu sisi ini banyak diperdebatkan dan menjadi kontroversi sehingga metode antropologi sekarang seringkali dilakukan pada pemusatan penelitan pada pendudukyang merupakan masyarakat tunggal.
Para ahli mendefinisikan antropologi sebagai berikut:
William A. Haviland
Antropologi adalah studi tentang umat manusia, berusaha menyusun generalisasi yang bermanfaat tentang manusia dan perilakunya serta untuk memperoleh pengertian yang lengkap tentang keanekaragaman manusia. David Hunter Antropologi adalah ilmu yang lahir dari keingintahuan yang tidak terbatas tentang umat manusia.
Koentjaraningrat
Antropologi adalah ilmu yang mempelajari umat manusia pada umumnya dengan mempelajari aneka warna, bentuk fisik masyarakat serta kebudayaan yang dihasilkan.
Dari definisi tersebut, dapat disusun pengertian sederhana antropologi, yaitu sebuah ilmu yang mempelajari manusia dari segi keanekaragaman fisik serta kebudayaan (cara-cara berprilaku, tradisi-tradisi, nilai-nilai) yang dihasilkan sehingga setiap manusia yang satu dengan yang lainnya berbeda-beda.
Sejarah
Seperti halnya Sosiologi, Antropologi sebagai sebuah ilmu juga mengalami tahapan-tahapan dalam perkembangannya.
Koentjaraninggrat menyusun perkembangan ilmu Antropologi menjadi empat fase sebagai berikut:
Fase Pertama (Sebelum tahun 1800-an)
Manusia dan kebudayaannya, sebagai bahan kajian Antropologi.Sekitar abad ke-15-16, bangsa-bangsa di Eropa mulai berlomba-lomba untuk menjelajahi dunia. Mulai dari Afrika, Amerika, Asia, hingga ke Australia. Dalam penjelajahannya mereka banyak menemukan hal-hal baru. Mereka juga banyak menjumpai suku-suku yang asing bagi mereka. Kisah-kisah petualangan dan penemuan mereka kemudian mereka catat di buku harian ataupun jurnal perjalanan. Mereka mencatat segala sesuatu yang berhubungan dengan suku-suku asing tersebut. Mulai dari ciri-ciri fisik, kebudayaan, susunan masyarakat, atau bahasa dari suku tersebut. Bahan-bahan yang berisi tentang deskripsi suku asing tersebut kemudian dikenal dengan bahan etnogragfi atau deskripsi tentang bangsa-bangsa.
Bahan etnografi itu menarik perhatian pelajar-pelajar di Eropa. Kemudian, pada permulaan abad ke-19 perhatian bangsa Eropa terhadap bahan-bahan etnografi suku luar Eropa dari sudut pandang ilmiah, menjadi sangat besar. Karena itu, timbul usaha-usaha untuk mengintegrasikan seluruh himpunan bahan etnografi.
Fase Kedua (tahun 1800-an)
Pada fase ini, bahan-bahan etnografi tersebut telah disusun menjadi karangan-karangan berdasarkan cara berpikir evolusi masyarakat pada saat itu. masyarakat dan kebudayaan berevolusi secara perlahan-lahan dan dalam jangka waktu yang lama. Mereka menganggap bangsa-bangsa selain Eropa sebagai bangsa-bangsa primitif yang tertinggal, dan menganggap Eropa sebagai bangsa yang tinggi kebudayaannya
Pada fase ini, Antopologi bertujuan akademis, mereka mempelajari masyarakat dan kebudayaan primitif dengan maksud untuk memperoleh pemahaman tentang tingkat-tingkat sejarah penyebaran kebudayaan manusia.
Fase keempat (Sesudah Kira-Kira 1930)
Dalam fase ini ilmu antropologi mengalami masa perkembangan yang paling luas, baik mengenai bertambahnya bahan pengetahuan yang jauh lebih teliti, maupun mengenai ketajaman dari metode-metode ilmiahnya. Kecuali itu kita lihat adanya dua perubahan di dunia :
1) Timbulnya antipati terhadap kolonialisme sesudah Perang Dunia II
2) Cepat hilangnya bangsa-bangsa primitiaf (dalam arti bangsa-bangsa asli dan terpencil dari pengaruh kebudayaan Eropa-Amerika) yang sekitar tahun 1930 mulai hilang, dan sesudah Perang Dunia II memang hamper tak ada lagi di muka bumi ini.
Tujuannya Ilmu Antropologi dalam fase perkembangannya yang keempat ini dapat dibagi dua, yaitu tujuan akademikal, dan tujuan praktisnya. Tujuan akademikalnya adalah : mencapai pengertian tentang makhluk manusiapada umumnya dengan mempelajari anekawarna bentuk fisiknya, masyarakat, serta kebudayaannya, dan tujuan praktisnya adalah : mempelajari manusia dalam anekawarna masyarakat suku-bangsa guna membangun masyarakat suku-bangsa itu.
2. ANTROPOLOGI MASA KINI
Pebedaan-Perbedaan di Berbagai Pusat Ilmiah. Uraian mengenai keempat fase perkembangan ilmu antropologi di atas tadi adalah perlu untuk suatu pengertian tentang tujuan dan ruang-lingkupnya.
Di Amerika Serikat ilmu antropologi telah memakai dan mengintegrasikan seluruh warisan bahan dan metode dari ilmu antropologi dalam fasenya yang pertama, kedua, ketiga, ditambah dengan berbagai spesialisasi.
Di Inggris serta negara-negara yang ada di bawah pengaruhnya, seperti Australia, Ilmu antropologi dalam fase perkembangannya yang ketiga masih dilakukan,tetapi dengan hilangnya daerah-daerah jajahan Inggris.
Di Eropa Tengah seperti Jerman, Austria dan swiss, hingga hanya kira-kira 15 tahun yang lalu ilmu antropologi di sana masih bertujuan mempelajari bangsa-bangsa di luar Eropa untuk mencapai pengertian tentang sejarah.
Di Eropa Utara, di negara-negara Skandinavia, ilmu antropologi untuk sebagian bersifat akademikal seperti di Jerman dan Austria.
Di Uni Soviet perkembangan ilmu antropologi tidak banyak dikenal di pusat-pusat ilmiah lain di dunia, karena Uni Soviet hingga kira-kira sekitar tahun 1960 memang seolah-olah mengisolasikan diri dari dunia lainnya.
Ethography berarti “ pelukisan tentang bangsa-bangsa”dan kebudayaan suku-suku bangsa di luar Eropa.
Ethnology, yang berarti “ilmu bangsa-bangsa adalah juga suatu istilah yang telah lama dipakai sejak permulaan masa terjadinya antropologi.
Volkerkunde (volkenkunde) berarti”ilmu bangsa-bangsa.
Kulturkunde berarti”ilmu kebudayaan”,
Anthropologi berarti”ilmu tentang manusia dan adalah suatu istilah yang sangat tua.
Cultural anthropology akhir-akhir ini terutama dipakai di Amerika, tetapi kemudian juga di negara-negara lain sebagai istilah untuk menyebut bagian dari ilmu antropologi.



3. ILMU-ILMU BAGIAN DARI ANTROPOLOGI
Lima masalah penelitian khusus, yaitu :
1. masalah sejarah asal dan perkembangan manusia (atau evolusinya) secara biologi;
2. masalah sejarah terjadinya anekawarna makhluk manusia, dipandang dari sudut ciri-ciri tubuhnya;
3. masalah sejarah asal, perkembangan, dan penyebaran, anekawarna bahasa yang diucapkan manusia di seluruh dunia;
4. masalah perkembangan, penyebaran, dan terjadinya anekawarna kebudayaan manusia di seluruh dunia;
5. masalah mengenai azaz-azaz dari kebudayaan manusia dalam kehidupan masyarakat dari semua suku bangsa yang tersebar di seluruh muka bumi masa kini.
Ilmu Antrpologi mengenal juga ilmu-ilmu bagian, yaitu :
1. Paleo-antrpologi adalah ilmu bagian yang meneliti soal asal-usul atau soal terjadinya dan evolusi makhluk manusia.
2. Antropologi fisik dalam arti khusus adalah bagian dari ilmu antropologi yang mencoba mencapai suatu pengertian tentang sejarah terjadinya anekawarna makhluk manusia.
3. Etnolinguistik atau antrpologi linguistik adalah suatu ilmu bagian yang pada asal mulanya bersangkutan dengan ilmu antrpologi.
4. Prehistori mempelajari sejarah perkembangan dan penyebaran semua kebudayaan manusia di bumi dalam zaman sebelum manusia mengenal huruf.
5. Etnologi adalah ilmu bagian yang mencoba mencapai pengertian mengenai azaz-azaz manusia, dengan mempelajari kebudayaan-kebudayaan dalam kehidupan masyarakat dari sebanyak mungkin suku-bangsa yang tersebar di seluruh muka bumi.
4. HUBUNGAN ANTARA ANTROPOLOGI-SOSIAL DAN SOSIOLOGI.
Tinjauan lebih khusus, akan tampak beberapa perbedaan juga, yaitu :
1.Kedua ilmu itu masing-masing mempunyai asal-usul dan sejarah perkembangan yang berbeda.
2.Asal mula sejarah yang berbeda menyebabkan adanya suatu perbedaan pengkhususan kepada pokok dan bahan penelitian dari kedua ilmi itu;
3.asal mula dan sejarah yang berbeda juga telah menyebabkan berkembangnya beberapa metode dan masalah yang khusus dari kedua ilmu masing-masing.
Kesimpulan ialah bahwa kalau akhir-akhir ini perbedaan antara antropologi dan sosiologi tidak dapat ditentukan lagi oleh perbedaan antara masyarakat suku-suku bangsa di luar lingkungan Ero-Amerika dengan masyarakat bangsa-bangsa Ero-Amerika, kemudian kalau perbedaan itu juga tidak dapat ditentukan oleh perbedaan antara masyarakat pedesaan dengan masyarakat perkotaan, maka perbedaan yang lebih nyata harus dicari dalam hal metode-metode ilmiah yang berlainan yang dipakai oleh kedua ilmu itu.


5. HUBUNGAN ANTARA ANTROPOLOGI DAN ILMU-ILMU LAIN
Ilmu-ilmu lain itu yang terpenting diantaranya adalah:
1. Ilmu geologi
2. Ilmu paleontologi
3. Ilmu anatomi
4. Ilmu kesehatan
5. Ilmu psikiatri
6. Ilmu linguistic
7. Ilmu arkeologi
8. Ilmu sejarah
9. Ilmu goegrafi
10. Ilmu ekonomi
11. Ilmu ukum adapt
12. Ilmu administrasi
13. Ilmu politik
Hubungan Antara Ilmu Geologi dan Antropologi. Bantuan ilmu geologi yang mempelajari ciri-ciri lapisan bumi serta perubahan-perubahannya.
Hubungan Antara Ilmu Paleontologi dan Antropologi. Bantuan dari paleontologi sebagai ilmu yang meneliti fosil makhluk-makhluk dari kala-kala dahulu untuk membuat suatu rekontruksi.

Definisi/Pengertian Antropologi, Objek, Tujuan, Dan Cabang Ilmu Antropologi
Antropologiadalah suatu studi ilmu yang mempelajari tentang manusia baik dari segi budaya, perilaku, keanekaragaman, dan lain sebagainya. Antropologi adalah istilah kata bahasa Yunani yang berasal dari kata anthropos dan logos. Anthropos berarti manusia dan logos memiliki arti cerita atau kata.
OBJEK DARI ANTROPOLOGI ADALAH MANUSIA DI DALAM MASYARAKAT SUKU BANGSA, KEBUDAYAAN DAN PRILAKUNYA. ILMU PENGETAHUAN ANTROPOLOGI MEMILIKI TUJUAN UNTUK MEMPELAJARI MANUSIA DALAM BERMASYARAKAT SUKU BANGSA, BERPERILAKU DAN BERKEBUDAYAAN UNTUK MEMBANGUN MASYARAKAT ITU SENDIRI.
MACAM-MACAM JENIS CABANG DISIPLIN ILMU ANAK TURUNAN ANTROPOLOGI:
A. ANTROPOLOGI FISIK
1. PALEOANTROLOGI ADALAH ILMU YANG MEMPELAJARI ASAL USUL MANUSIA DAN EVOLUSI MANUSIA DENGAN MENELITI FOSIL-FOSIL.
2. SOMATOLOGI ADALAH ILMU YANG MEMPELAJARI KEBERAGAMAN RAS MANUSIA DENGNA MENGAMATI CIRI-CIRI FISIK.
B. ANTROPOLOGI BUDAYA
1. PREHISTORI ADALAH ILMU YANG MEMPELAJARI SEJARAH PENYEBARAN DAN PERKEMBANGAN BUDAYA MANUSIA MENGENAL TULISAN.
2. Etnolinguistik antrologi adalah ilmu yang mempelajari suku-suku bangsa yang ada di dunia / bumi.
3. Etnologi adalah ilmu yang mempelajari asas kebudayaan manusia di dalam kehidupan masyarakat suku bangsa di seluruh dunia.
4. Etnopsikologi adalah ilmu yang mempelajari kepribadian bangsa serta peranan individu pada bangsa dalam proses perubahan adat istiadat dan nilai universal dengan berpegang pada konsep psikologi.
Di samping itu ada pula cabang ilmu antropologi terapan dan antropologi spesialisasi. Antropology spesialisasi contohnya seperti antropologi politik, antropologi kesehatan, antropologi ekonomi, dan masih banyak lagi yang lainnya.

Sosiolog Komunikasi

SOSIOLOGI KOMUNIKASI
September 2009
1. Pengertian Sosiologi :
a. Asal Kata : Sofie, bercocok tanam, yang berkembang menjadi “socios” dalam bahasa latin yang berarti teman atau kawan.
b. Menurut Para Ahli :
 Hasan Sadili : Ilmu Masyarakat atau ilmu kemasyarakatan yang mempelajari manusia sebagai anggota atau masyarakat.
 Fausek dan Waren ( Soekanto, 2003:19 ) : Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan antar manusia, kelompok, dan masyarakat.
2. Pengertian Komunikasi
a. Asal Kata : Cominication, comunicatio, comunis yang berarti sama makna
b. Menurut Para Ahli :
 Garbner ( 1967 ) : Komunikasi sebagai sosial interaksi melalui pesan.
 Onong ( 292 ) : Komunikasi adalah Proses penyampaian pikiran, perasaan oleh seorang kepada orang lain.
3. Sosiologo Komunikasi
Menurut Soejono Soekanto ( 1992:421 ) Sosiologi Komunikasi merupakan kehususan sosiologi dalam mempelajari interaksi sosial yaitu suatu hubungan atau komunikasi yang menimbulkan proses saling mempengaruhi antara individu dengan kelompok, maupun antara kelompok.
Dalam komunikasi harus ada persiapan agar proses komunikasi berjalan lancar. Ketika pesan berakhir dan muncul informasi baru maka hukum feed back berlaku, komunikator dan komunikan akan berganti peran.

RANAH SOSIOLOGI KOMUNIKASI
1. Materil
a. Individu
b. Kelompok
c. Masyarakat
d. Dunia
2. Objek
Proses sosiologi dan komunikasi
a. Telematika ( Teknologi Komunikasi )
b. Efek Media ( isi media )
c. Perubahan Sosial
d. Masalah Sosial
e. Aspek Hukum dan Bisnis Hukum

PENGARUH MEDIA MASA
9 September 2009
Media massa adalah alat atau media yang digunakan dalam komunikasi massa.
A. Ciri-ciri Komunikasi massa :
1. Komunikator melembaga : Mewakili lembaga media massa ( Komunikator bertanggung jawab pada lembaga )
2. Pesan bersifat umum : Pesan disebarkan kesemua orang ( tidak tertuju pada satu orang )
3. Komunikan Heterogen : Bermacam macam latar belakang
4. Menimbulkan keserempakan : Semua komunikan dalam waktu yang sama mendapat pesan yang sama.
5. Objek tertunda
B. Media massa berdasarkan kekuatan mempengaruhi :
1. Surat Kabar
2. Radio
3. TV
4. Film
C. Efek Media Massa
1. Terencana
 Cepat
• Propaganda ( bersifat kognitif ),lebih terencana sebagai alat/teknik yang menghasilkan agenda setting.
• Respon Individu ( Hanya mengetahui )
• News Learning ( mengetahui info,kognisi )
• Kampanye ( cara )
• Framming ( Membingkai Paradigma )
• Agenda Setting ( Apa yang dianggap penting oleh khalayak, penting pula bagi media )
 Lambat
• Difusi Pembangunan
• Difusi Pemberitaan
• Difusi Inovasi
• Difusi Pengetahuan
2. Tak Terencana
 Cepat
• Reaksi Individu
• Reaksi Kelompok
• Kekerasan Media
 Lambat
• Kontrol Sosial
• Sosialization
• Event Of Come
• Konsep Realitas
• Penghambatan Budaya
Dalam menerima informasi, berlaku hukum ambivalensi ( Pengaruh positif dan negatif yang diterima subjek pada saat yang bersamaan ).
Tahapan Pengaruh Media Respon
a. Kognisi ( Pemberitahuan )
b. Afeksi ( Perasaan )
c. Konasi ( Cenderung Bertindak )
d. Behavior ( Tindakan )


PERUBAHAN SOSIAL dan KEBUDAYAAN
30 September 2009

Perubahan sosial adalah proses sosial yang dijalani oleh masyarakat serta semua unsur-unsur budaya dan sistem sosial, semua tingkatan kehidupan masyarakat meninggalkan pola kehidupan, budaya dan sistem sosial lama kemudian menyesuaikan diri atau menggunakan pola kehidupan, budaya dan sistem sosial baru.
ASPEK PERUBAHAN SOSIAL
a. Pola Pikir Masyarakat
b. Perubahan Prilaku ( Perubahan Sistem Sosial )
c. Perubahan Budaya Materi ( Perubahan artefak budaya untuk digunakan oleh masyarakat )
TAHAPAN TRANSISI PERUBAHAN BUDAYA MATERI
a. Primitif ( hidup secara trialis dan nomaden disesuaikan dengan alam )
b. Agro Cultural ( bercocok tanam, nomaden masih tetap digunakan )
c. Fase Tradisional ( Menjalani hidup dengan menetap )
d. Fase Transisi ( Kehidupan desa sudah maju, meskipun ada beberapa yang masih terisolir )
e. Fase Modern ( Peningkatan kualitas perubahan sosial, kehidupan masyarakat sudah metropolitan )
f. Fase Post Modern (Masyarakat modern secara finansial, pengetahuan relasi dan fase modern sudah terlampaui ).

BUDAYA MASSA
07 Oktober 2009

Blumer ( 1939 ) dan MC Quail ( 2004:14 )ada empat komponen dalam sosiologis yang mengandung arti massa.
1. Anngota masyarakat adalah orang dari posisi kelas sosial yang berbeda :
• Jenis Pekerjaan
• Budaya yang Bermacam-macam
• Tingkat Kekayaan yang Bermacam-macam
• Berasal dari Segala Lapisan
2. Massa terdiri dari individu-individu yang anonim
3. Biasanya secara fisik anggota masyarakat berpisah satu sama lain dan hanya terdapat sedikit interaksi atau penukaran pengalaman antar anggota massa tersebut.
4. Keorganisasian dari massa bersifat longgar dan tidak mampu untuk bertindak bersama atau secara kesatuan seperti hanya kerumunan.
Secara umum pengertian massa ditandai dengan :
a. Kurang memiliki kesadaran diri.
b. Kurang memiliki identitas diri
c. Tidak mampu bergerak serentak dan terorganisir untuk mencapai satu tujuan
d. Komposisinya selalu berubah
e. Tidak bertindak dengan dirinya sendiri tapi dikoordinir.
f. Biasanya berprilaku sama sesuai dengan yang mengkoordinir.
Budaya Massa dibentuk oleh :
a. Tuntutan Industri
b. Budaya massa cenderung “latah” menyerap atau meniru yang sedang naik “daun”.
Budaya massa dipengaruhi atau dibangun oleh :
a. Kesenangan
b. Menghancurkan budaya tradisional
c. Menimbulkan permasalahn ekonomi
d. Menetes dari atas.


IDENTIFIKASI MASALH MASALH KOMUNIKASI
14 Oktober 2009

Kelemahan Pada Arus Komunikasi
1. Arus Kebebasan
• Bebas dalam prakteknya menguntungkan merekayang mempunyai peralatan komunikasi yang lengkap.
• Di dunia internasional, negara yang kuat dan ditunjang dengan alat komunikasi yang canggih menguasai data informasi.
2. Arus Searah
• Arus informasi yang datang bersifat satu arah dari atas kebawah.
• Dari negara yang maju kenegara yang ada dibawahnya.
3. Arus biasanya vertikal bukan horizontal
• Yang paling baik biasanya timbul tukar menukar.
• Mengingat satu arah maka untuk terjadi adalah vertikal dari atas ke bawah.
4. Penguasaan pesan
• Timbulnya komersialisme dalam penguasaan pesan
Dominasi Dalam Isi Pesan
1. Distorsi Isi
Disebabkan oleh :
• Perekayasaan isi pesan.
• Kerja sama Penyesatan Pesan
2. Kebudayaan Asing
Mengingat informasi dikuasai oleh pemilik modal yang

jenis lead fiuture dan contoh

Nama : Burhan
JUur/Kls/Smt : Jurnalistik/A/III
NIM : 208400801

Langkah Miyabi Tersendat
Semua Ormas Keagamaan menolak rencana kedatangan aktris Asia Maria Ozawa Miyabi. Pada saat yang sama, di Kampus UIN Sunan Gunung Djati Bandung, sejumlah mahasiswa yang membaca berita tersebut juga mengekspresikan penolakan yang sama dengan menceritakan sepak terjang Miyabi yang dianggap menurunkan moral bangsa.( Lead Analogi )

Mimpi Seorang Piatu
Saat bara debu tersapu angin sepoi. Jiwanya melayang menembus batas rasio. Terlihat pusaran angin kecil saling bekejaran. Saling bergumul, membentuk pusaran yang lebih besar. Begitu kuat pusaran itu, hingga apa yang ada dihadapannya menjadi gelap. Tidur. Tak berapa lama kemudian, Bapak guru sudah ada dihadapanya dan siswa lain sedang tertawa terbahak. ( Picture lead )

Langkah Miyabi Tersendat
Maria Ozawa Miyabi, parasnya begitu bersinar, mengalahkan bulan purnama. Sorot matanya teduh, bak seorang bayi tanpa dosa. Tapi statusnya sebagai ratu film porno membuat kakinya tak dapat menapak di Indonesia. ( Lead Deskripsi )

Bom Bersumbu Sorban
Karena nila setitik rusak susu sebelanga, tampaknya pepatah itulah yang paling cocok dengan keadaan Islam saat ini. Kegiatan terorisme di Indonesia saat ini, membuat citra islam menjadi tercemar. Mereka yang mengatas namakan jihad tentu tidak dapat dibenarkan. ( Epigram Lead )

Minggu, 26 Juli 2009

pegasus

PROPOSAL
DIKLATSAR ( Pendidikan Kilat Dasar )
PEGASUS


















WAHANA EKSTRAKURIKULER
PASUKAN KIBAR BENDERA KHUSUS
SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 42 BANDUNG
2009
PROPOSAL
DIKLATSAR ( Pendidikan Kilat Dasar )
PEGASUS


DASAR PEMIKIRAN

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Kemajuan suatu organisasi merupakan kepuasan tersendiri bagi para pelaksananya, terutama suatu organisasi ekstrakulikuler yang berada dibawah naungan SMP Negeri 42 yang menjadi kewajiban para pengurusnya untuk terus berusaha meningkatkan nama baik organisasi tersebut secara langsung dan sekolah yang menjadi pangkalan kegiatan tersebut secara tidak langsung.

Dalam hal ini organisasi tersebut Pasukan Kibar Pendera Khusus (PEGASUS) SMP Negeri 42 Bandung yang merupakan suatu gerakan universal dan salah satu kegiatan ekstrakulikuler yang bertujuan membina dan mendidik anggotanya menjadi insan yang berguna bagi Agama, Nusa, dan Bangsa. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh PEGASUS meliputi aspek jasmani dan rohani, secara langsung maupun tidak langsung yang menunjang tercapainya tujuan diatas.

Oleh karena itu demi tercapainya tujuan diatas, kami selaku Pengurus dan instruktur PEGASUS SMP Negeri 42 Bandung, dan dengan berlandaskan program kerja yang telah kami buat sebelumnya, kami mengajukan proposal untuk melaksanakan kegiatan DIKLATSAR (Pendidikan Kilat Dasar) dalam rangka Pelantikan dan Pengukuhan anggota PEGASUS angkatan tahun 2009-2010.


NAMA KEGIATAN

Kegiatan yang akan kami laksanakan bernama “(Pendidikan Kilat Dasar) dalam rangka Pelantikan dan Pengukuhan anggota PEGASUS angkatan tahun 2009-2010”.


MAKSUD DAN TUJUAN

1. Menjalankan program kerja yang telah kami buat sebelumnya.
2. Melantik – mengukuhkan anggota PEGASUS.
3. Membentuk rasa kekeluargaan yang erat antar sesama anggota PEGASUS.
4. Membentuk rasa kekeluargaan yang erat antara Instruktur dan anggota.
5. Menumbuh kembangkan rasa kebersamaan anggota.
6. Menanamkan sifat mandiri terhadap anggota.
7. Menumbuhkan sifat dapat bekerja dalam kelompok pada anggota.
WAKTU DAN TEMPAT

Kegiatan ini akan kami laksanakan pada :
Hari/Tanggal : Sabtu - Minggu / 15 - 16 Agustus 2009
Tempat : Kampus SMP Negeri 42 Bandung
Jl. Manjahlega Margacinta Bandung
Waktu : 09.00 - Selesai

SUSUNAN KEPANITIAAN
Pelindung : Aep Saepudin
Selaku Kepala Sekolah SMPN 42
Penanggung Jawab
Pembina : Dadang Iskandar
Instruktur Pelaksana
Ketua Pelaksana : Nurul Fitri
Sie. Acara : Burhan
Sie. Lapangan & Perlengkapan : Zahra Fadlia


ESTIMASI ANGGARAN

Adapun anggaran biaya kegiatan “DIKLATSAR (Pendidikan Kilat Dasar) dalam rangka Pelantikan dan Pengukuhan anggota PEGASUS angkatan tahun 2009-2010”. adalah sebagai berikut :
• P3k = Rp. 30.000,-
• Perlengkapan
- Tali Rapia Besar 1 Buah = Rp. 15.000,-
- Lampu Bohlam @ Rp. 1.500 X 10 Buah = Rp. 15.000,-
- ATK = Rp. 10.000,-
- Lencana Rp. 5.000 X 55 Buah = Rp 275.000,-
• Konsumsi Pelatih Rp. 5.000 X 1 Orang X 3 Kali = Rp. 15.000,-
• Konsumsi Pembina Rp. 7.500 X 1 Orang X 3 Kali = Rp. 22.500,-
• Konsumsi Peserta
- Kelas 7 = 25 X Rp. 5.000 X 3 = Rp. 375.000,-
- Kelas 8 = 15 X Rp. 5.000 X 3 = Rp. 225.000,-
- Kelas 9 = 15 X Rp. 5.000 X 3 = Rp. 225.000,-

• Transportasi Pembina Rp. 15.000 X 1 Orang = Rp. 15.000,-
• Dokumentasi
- DVD RW Handy cam = Rp. 53.500,-
- Edit + Burn Video = Rp. 15.000,-
- Cetak Photo 50 X Rp. 1.000 = Rp. 50.000,-
• Administrasi = Rp. 30.000,-
• Transportasi Instruktur Rp. 10.000 X 1 Orang = Rp. 10.000,-
• Biaya tak terduga = Rp. 50,000,-
• Insentive Pembina Rp. 20.000 X 1 Orang = Rp. 20.000,-
• Insentive Pemateri Rp.10.000 X 3 Orang = Rp. 30.000,-+
Jumlah = Rp1.581.000’-


JADWAL ACARA

Sabtu,15 Agustus 2009
Waktu Kegiatan
08.00-09.30 Kumpul Anggota, Pengecekan Anggota + Perlengkapan + Peralatan.
09.30-10.00 Apel Pebukaan
10.00-12.00 Materi I ( Tiga Sikap Pokok Paskibra )
12.00-12.30 Sholat dzuhur
12.30-14.30 Materi II ( Bendera )
14.30-15.30 Ishoma
15.30-17.30 Materi III ( PBB )
17.30-19.30 Istirahat, Sholat Maghrib, mengaji, sholat Isya
19.30-20.00 Forum terbuka
20.00-21.30 PBB
21.30-22.00 Makan Malam


Minggu, 16 Agustus 2009
Waktu Kegiatan
........ – 03.00 Tidur
03.00 – 04.30 Tahajud, Dzikir bersama
04.30 – 05.30 Sholat Subuh, Kerohanian
05.30 – 06.00 Olah Raga
06.00 – 07.30 Istirahat, Mandi, Sarapan
07.00 – 10.00 Praktek Lapangan
10.00 – 11.00 Istirahat, Persiapan Pulang
11.00 – 11.30 Upacara Penutupan, Pelantikan, Penyerahan lencana
11.30 – 12.30 Pengecekan Anggota, Operasi Semut, Sholat Dzuhur
12.30-............ Anggota Pulang Kerumah Masing-masing


PENUTUP

Demikian Proposal “DIKLATSAR (Pendidikan Kilat Dasar) dalam rangka Pelantikan dan Pengukuhan anggota PEGASUS angkatan tahun 2009-2010” kami buat. Besar harapan kami untuk menunjang kegiatan sesuai dengan program kerja tahun 2009. Atas perhatian dan kerjasama Bapak, kami ucapkan terima kasih.


Wassalamu’alaikum Wr. Wb.



















LEMBAR PENGESAHAN

Kami pihak sekolah SMPN 42 menyetujui/tidak menyetujui kegiatan DIKLATSAR ini, dengan perincian anggaran biaya yang akan kami berikan/sesuai dengan anggaran pada proposal atau dengan anggaran sebagai berikut.
Sebesar Rp. .............................................................................................................................................................................................................................................

Mengetahui,

Ketua Pelaksana Pembina





Nuril Fitri Dadang Iskandar


Menyetujui,
Kepala Sekolah




Aep Saepudin, S.Pd
PROPOSAL
DIKLATSAR ( Pendidikan Kilat Dasar )
PEGASUS


















WAHANA EKSTRAKURIKULER
PASUKAN KIBAR BENDERA KHUSUS
SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 42 BANDUNG
2009
PROPOSAL
DIKLATSAR ( Pendidikan Kilat Dasar )
PEGASUS


DASAR PEMIKIRAN

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Kemajuan suatu organisasi merupakan kepuasan tersendiri bagi para pelaksananya, terutama suatu organisasi ekstrakulikuler yang berada dibawah naungan SMP Negeri 42 yang menjadi kewajiban para pengurusnya untuk terus berusaha meningkatkan nama baik organisasi tersebut secara langsung dan sekolah yang menjadi pangkalan kegiatan tersebut secara tidak langsung.

Dalam hal ini organisasi tersebut Pasukan Kibar Pendera Khusus (PEGASUS) SMP Negeri 42 Bandung yang merupakan suatu gerakan universal dan salah satu kegiatan ekstrakulikuler yang bertujuan membina dan mendidik anggotanya menjadi insan yang berguna bagi Agama, Nusa, dan Bangsa. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh PEGASUS meliputi aspek jasmani dan rohani, secara langsung maupun tidak langsung yang menunjang tercapainya tujuan diatas.

Oleh karena itu demi tercapainya tujuan diatas, kami selaku Pengurus dan instruktur PEGASUS SMP Negeri 42 Bandung, dan dengan berlandaskan program kerja yang telah kami buat sebelumnya, kami mengajukan proposal untuk melaksanakan kegiatan DIKLATSAR (Pendidikan Kilat Dasar) dalam rangka Pelantikan dan Pengukuhan anggota PEGASUS angkatan tahun 2009-2010.


NAMA KEGIATAN

Kegiatan yang akan kami laksanakan bernama “(Pendidikan Kilat Dasar) dalam rangka Pelantikan dan Pengukuhan anggota PEGASUS angkatan tahun 2009-2010”.


MAKSUD DAN TUJUAN

1. Menjalankan program kerja yang telah kami buat sebelumnya.
2. Melantik – mengukuhkan anggota PEGASUS.
3. Membentuk rasa kekeluargaan yang erat antar sesama anggota PEGASUS.
4. Membentuk rasa kekeluargaan yang erat antara Instruktur dan anggota.
5. Menumbuh kembangkan rasa kebersamaan anggota.
6. Menanamkan sifat mandiri terhadap anggota.
7. Menumbuhkan sifat dapat bekerja dalam kelompok pada anggota.
WAKTU DAN TEMPAT

Kegiatan ini akan kami laksanakan pada :
Hari/Tanggal : Sabtu - Minggu / 15 - 16 Agustus 2009
Tempat : Kampus SMP Negeri 42 Bandung
Jl. Manjahlega Margacinta Bandung
Waktu : 09.00 - Selesai

SUSUNAN KEPANITIAAN
Pelindung : Aep Saepudin
Selaku Kepala Sekolah SMPN 42
Penanggung Jawab
Pembina : Dadang Iskandar
Instruktur Pelaksana
Ketua Pelaksana : Nurul Fitri
Sie. Acara : Burhan
Sie. Lapangan & Perlengkapan : Zahra Fadlia


ESTIMASI ANGGARAN

Adapun anggaran biaya kegiatan “DIKLATSAR (Pendidikan Kilat Dasar) dalam rangka Pelantikan dan Pengukuhan anggota PEGASUS angkatan tahun 2009-2010”. adalah sebagai berikut :
• P3k = Rp. 30.000,-
• Perlengkapan
- Tali Rapia Besar 1 Buah = Rp. 15.000,-
- Lampu Bohlam @ Rp. 1.500 X 10 Buah = Rp. 15.000,-
- ATK = Rp. 10.000,-
- Lencana Rp. 5.000 X 55 Buah = Rp 275.000,-
• Konsumsi Pelatih Rp. 5.000 X 1 Orang X 3 Kali = Rp. 15.000,-
• Konsumsi Pembina Rp. 7.500 X 1 Orang X 3 Kali = Rp. 22.500,-
• Konsumsi Peserta
- Kelas 7 = 25 X Rp. 5.000 X 3 = Rp. 375.000,-
- Kelas 8 = 15 X Rp. 5.000 X 3 = Rp. 225.000,-
- Kelas 9 = 15 X Rp. 5.000 X 3 = Rp. 225.000,-

• Transportasi Pembina Rp. 15.000 X 1 Orang = Rp. 15.000,-
• Dokumentasi
- DVD RW Handy cam = Rp. 53.500,-
- Edit + Burn Video = Rp. 15.000,-
- Cetak Photo 50 X Rp. 1.000 = Rp. 50.000,-
• Administrasi = Rp. 30.000,-
• Transportasi Instruktur Rp. 10.000 X 1 Orang = Rp. 10.000,-
• Biaya tak terduga = Rp. 50,000,-
• Insentive Pembina Rp. 20.000 X 1 Orang = Rp. 20.000,-
• Insentive Pemateri Rp.10.000 X 3 Orang = Rp. 30.000,-+
Jumlah = Rp1.581.000’-


JADWAL ACARA

Sabtu,15 Agustus 2009
Waktu Kegiatan
08.00-09.30 Kumpul Anggota, Pengecekan Anggota + Perlengkapan + Peralatan.
09.30-10.00 Apel Pebukaan
10.00-12.00 Materi I ( Tiga Sikap Pokok Paskibra )
12.00-12.30 Sholat dzuhur
12.30-14.30 Materi II ( Bendera )
14.30-15.30 Ishoma
15.30-17.30 Materi III ( PBB )
17.30-19.30 Istirahat, Sholat Maghrib, mengaji, sholat Isya
19.30-20.00 Forum terbuka
20.00-21.30 PBB
21.30-22.00 Makan Malam


Minggu, 16 Agustus 2009
Waktu Kegiatan
........ – 03.00 Tidur
03.00 – 04.30 Tahajud, Dzikir bersama
04.30 – 05.30 Sholat Subuh, Kerohanian
05.30 – 06.00 Olah Raga
06.00 – 07.30 Istirahat, Mandi, Sarapan
07.00 – 10.00 Praktek Lapangan
10.00 – 11.00 Istirahat, Persiapan Pulang
11.00 – 11.30 Upacara Penutupan, Pelantikan, Penyerahan lencana
11.30 – 12.30 Pengecekan Anggota, Operasi Semut, Sholat Dzuhur
12.30-............ Anggota Pulang Kerumah Masing-masing


PENUTUP

Demikian Proposal “DIKLATSAR (Pendidikan Kilat Dasar) dalam rangka Pelantikan dan Pengukuhan anggota PEGASUS angkatan tahun 2009-2010” kami buat. Besar harapan kami untuk menunjang kegiatan sesuai dengan program kerja tahun 2009. Atas perhatian dan kerjasama Bapak, kami ucapkan terima kasih.


Wassalamu’alaikum Wr. Wb.



















LEMBAR PENGESAHAN

Kami pihak sekolah SMPN 42 menyetujui/tidak menyetujui kegiatan DIKLATSAR ini, dengan perincian anggaran biaya yang akan kami berikan/sesuai dengan anggaran pada proposal atau dengan anggaran sebagai berikut.
Sebesar Rp. .............................................................................................................................................................................................................................................

Mengetahui,

Ketua Pelaksana Pembina





Nuril Fitri Dadang Iskandar


Menyetujui,
Kepala Sekolah




Aep Saepudin, S.Pd

Jumat, 10 Juli 2009

tk nampak jiwa satria sama sekali

Pelpres sudah berlangsung, kemenangan yang diraih oleh SBY ternyata membuat lawanya geram. berbagai cara mereka lakukan untuk menggaglkan hasil pemilu.
mereka saling mencari berbagi pelanggaran.........

cape ah,ntar lanjut lagi

Kurindukan masa SMPku dulu

Gila donk, lagu-lagu yang han puter malem ni semuanya dah pernah jadi sooundtrac masa SMP han ma kawan kawan.............................

jadi rindu masa lalu !!!!!!!!!!!!
huh

casting presenter

Rabu, 17 Juni 2009

Antropologi dan perkembanganya

Antropologi adalah salah satu cabang ilmu sosial yang mempelajari tentang budaya masyarakat suatu etnis tertentu. Antropologi lahir atau muncul berawal dari ketertarikan orang-orang Eropa yang melihat ciri-ciri fisik, adat istiadat, budaya yang berbeda dari apa yang dikenal di Eropa.
Antropologi lebih memusatkan pada penduduk yang merupakan masyarakat tunggal, tunggal dalam arti kesatuan masyarakat yang tinggal daerah yang sama, antropologi mirip seperti sosiologi tetapi pada sosiologi lebih menitik beratkan pada masyarakat dan kehidupan sosialnya
Antropologi berasal dari kata Yunani ? (baca: anthropos) yang berarti "manusia" atau "orang", dan logos yang berarti ilmu. Antropologi mempelajari manusia sebagai makhluk biologis sekaligus makhluk sosial.
Antropologi memiliki dua sisi holistik dimana meneliti manusia pada tiap waktu dan tiap dimensi kemanusiannya. Arus utama inilah yang secara tradisional memisahkan antropologi dari disiplin ilmu kemanusiaan lainnya yang menekankan pada perbandingan/ perbedaan budaya antar manusia. Walaupun begitu sisi ini banyak diperdebatkan dan menjadi kontroversi sehingga metode antropologi sekarang seringkali dilakukan pada pemusatan penelitan pada pendudukyang merupakan masyarakat tunggal.

Para ahli mendefinisikan antropologi sebagai berikut:
William A. Haviland
Antropologi adalah studi tentang umat manusia, berusaha menyusun generalisasi yang bermanfaat tentang manusia dan perilakunya serta untuk memperoleh pengertian yang lengkap tentang keanekaragaman manusia. David Hunter Antropologi adalah ilmu yang lahir dari keingintahuan yang tidak terbatas tentang umat manusia.
Koentjaraningrat
Antropologi adalah ilmu yang mempelajari umat manusia pada umumnya dengan mempelajari aneka warna, bentuk fisik masyarakat serta kebudayaan yang dihasilkan.
Dari definisi tersebut, dapat disusun pengertian sederhana antropologi, yaitu sebuah ilmu yang mempelajari manusia dari segi keanekaragaman fisik serta kebudayaan (cara-cara berprilaku, tradisi-tradisi, nilai-nilai) yang dihasilkan sehingga setiap manusia yang satu dengan yang lainnya berbeda-beda.
Sejarah
Seperti halnya Sosiologi, Antropologi sebagai sebuah ilmu juga mengalami tahapan-tahapan dalam perkembangannya.
Koentjaraninggrat menyusun perkembangan ilmu Antropologi menjadi empat fase sebagai berikut:
Fase Pertama (Sebelum tahun 1800-an)
Manusia dan kebudayaannya, sebagai bahan kajian Antropologi.Sekitar abad ke-15-16, bangsa-bangsa di Eropa mulai berlomba-lomba untuk menjelajahi dunia. Mulai dari Afrika, Amerika, Asia, hingga ke Australia. Dalam penjelajahannya mereka banyak menemukan hal-hal baru. Mereka juga banyak menjumpai suku-suku yang asing bagi mereka. Kisah-kisah petualangan dan penemuan mereka kemudian mereka catat di buku harian ataupun jurnal perjalanan. Mereka mencatat segala sesuatu yang berhubungan dengan suku-suku asing tersebut. Mulai dari ciri-ciri fisik, kebudayaan, susunan masyarakat, atau bahasa dari suku tersebut. Bahan-bahan yang berisi tentang deskripsi suku asing tersebut kemudian dikenal dengan bahan etnogragfi atau deskripsi tentang bangsa-bangsa.
Bahan etnografi itu menarik perhatian pelajar-pelajar di Eropa. Kemudian, pada permulaan abad ke-19 perhatian bangsa Eropa terhadap bahan-bahan etnografi suku luar Eropa dari sudut pandang ilmiah, menjadi sangat besar. Karena itu, timbul usaha-usaha untuk mengintegrasikan seluruh himpunan bahan etnografi.
Fase Kedua (tahun 1800-an)
Pada fase ini, bahan-bahan etnografi tersebut telah disusun menjadi karangan-karangan berdasarkan cara berpikir evolusi masyarakat pada saat itu. masyarakat dan kebudayaan berevolusi secara perlahan-lahan dan dalam jangka waktu yang lama. Mereka menganggap bangsa-bangsa selain Eropa sebagai bangsa-bangsa primitif yang tertinggal, dan menganggap Eropa sebagai bangsa yang tinggi kebudayaannya
Pada fase ini, Antopologi bertujuan akademis, mereka mempelajari masyarakat dan kebudayaan primitif dengan maksud untuk memperoleh pemahaman tentang tingkat-tingkat sejarah penyebaran kebudayaan manusia.
Fase keempat (Sesudah Kira-Kira 1930)
Dalam fase ini ilmu antropologi mengalami masa perkembangan yang paling luas, baik mengenai bertambahnya bahan pengetahuan yang jauh lebih teliti, maupun mengenai ketajaman dari metode-metode ilmiahnya. Kecuali itu kita lihat adanya dua perubahan di dunia :
1) Timbulnya antipati terhadap kolonialisme sesudah Perang Dunia II
2) Cepat hilangnya bangsa-bangsa primitiaf (dalam arti bangsa-bangsa asli dan terpencil dari pengaruh kebudayaan Eropa-Amerika) yang sekitar tahun 1930 mulai hilang, dan sesudah Perang Dunia II memang hamper tak ada lagi di muka bumi ini.
Tujuannya Ilmu Antropologi dalam fase perkembangannya yang keempat ini dapat dibagi dua, yaitu tujuan akademikal, dan tujuan praktisnya. Tujuan akademikalnya adalah : mencapai pengertian tentang makhluk manusiapada umumnya dengan mempelajari anekawarna bentuk fisiknya, masyarakat, serta kebudayaannya, dan tujuan praktisnya adalah : mempelajari manusia dalam anekawarna masyarakat suku-bangsa guna membangun masyarakat suku-bangsa itu.
2. ANTROPOLOGI MASA KINI
Pebedaan-Perbedaan di Berbagai Pusat Ilmiah. Uraian mengenai keempat fase perkembangan ilmu antropologi di atas tadi adalah perlu untuk suatu pengertian tentang tujuan dan ruang-lingkupnya.
Di Amerika Serikat ilmu antropologi telah memakai dan mengintegrasikan seluruh warisan bahan dan metode dari ilmu antropologi dalam fasenya yang pertama, kedua, ketiga, ditambah dengan berbagai spesialisasi.
Di Inggris serta negara-negara yang ada di bawah pengaruhnya, seperti Australia, Ilmu antropologi dalam fase perkembangannya yang ketiga masih dilakukan,tetapi dengan hilangnya daerah-daerah jajahan Inggris.
Di Eropa Tengah seperti Jerman, Austria dan swiss, hingga hanya kira-kira 15 tahun yang lalu ilmu antropologi di sana masih bertujuan mempelajari bangsa-bangsa di luar Eropa untuk mencapai pengertian tentang sejarah.
Di Eropa Utara, di negara-negara Skandinavia, ilmu antropologi untuk sebagian bersifat akademikal seperti di Jerman dan Austria.
Di Uni Soviet perkembangan ilmu antropologi tidak banyak dikenal di pusat-pusat ilmiah lain di dunia, karena Uni Soviet hingga kira-kira sekitar tahun 1960 memang seolah-olah mengisolasikan diri dari dunia lainnya.
Ethography berarti “ pelukisan tentang bangsa-bangsa”dan kebudayaan suku-suku bangsa di luar Eropa.
Ethnology, yang berarti “ilmu bangsa-bangsa adalah juga suatu istilah yang telah lama dipakai sejak permulaan masa terjadinya antropologi.
Volkerkunde (volkenkunde) berarti”ilmu bangsa-bangsa.
Kulturkunde berarti”ilmu kebudayaan”,
Anthropologi berarti”ilmu tentang manusia dan adalah suatu istilah yang sangat tua.
Cultural anthropology akhir-akhir ini terutama dipakai di Amerika, tetapi kemudian juga di negara-negara lain sebagai istilah untuk menyebut bagian dari ilmu antropologi.



3. ILMU-ILMU BAGIAN DARI ANTROPOLOGI
Lima masalah penelitian khusus, yaitu :
1. masalah sejarah asal dan perkembangan manusia (atau evolusinya) secara biologi;
2. masalah sejarah terjadinya anekawarna makhluk manusia, dipandang dari sudut ciri-ciri tubuhnya;
3. masalah sejarah asal, perkembangan, dan penyebaran, anekawarna bahasa yang diucapkan manusia di seluruh dunia;
4. masalah perkembangan, penyebaran, dan terjadinya anekawarna kebudayaan manusia di seluruh dunia;
5. masalah mengenai azaz-azaz dari kebudayaan manusia dalam kehidupan masyarakat dari semua suku bangsa yang tersebar di seluruh muka bumi masa kini.
Ilmu Antrpologi mengenal juga ilmu-ilmu bagian, yaitu :
1. Paleo-antrpologi adalah ilmu bagian yang meneliti soal asal-usul atau soal terjadinya dan evolusi makhluk manusia.
2. Antropologi fisik dalam arti khusus adalah bagian dari ilmu antropologi yang mencoba mencapai suatu pengertian tentang sejarah terjadinya anekawarna makhluk manusia.
3. Etnolinguistik atau antrpologi linguistik adalah suatu ilmu bagian yang pada asal mulanya bersangkutan dengan ilmu antrpologi.
4. Prehistori mempelajari sejarah perkembangan dan penyebaran semua kebudayaan manusia di bumi dalam zaman sebelum manusia mengenal huruf.
5. Etnologi adalah ilmu bagian yang mencoba mencapai pengertian mengenai azaz-azaz manusia, dengan mempelajari kebudayaan-kebudayaan dalam kehidupan masyarakat dari sebanyak mungkin suku-bangsa yang tersebar di seluruh muka bumi.
4. HUBUNGAN ANTARA ANTROPOLOGI-SOSIAL DAN SOSIOLOGI.
Tinjauan lebih khusus, akan tampak beberapa perbedaan juga, yaitu :
1.Kedua ilmu itu masing-masing mempunyai asal-usul dan sejarah perkembangan yang berbeda.
2.Asal mula sejarah yang berbeda menyebabkan adanya suatu perbedaan pengkhususan kepada pokok dan bahan penelitian dari kedua ilmi itu;
3.asal mula dan sejarah yang berbeda juga telah menyebabkan berkembangnya beberapa metode dan masalah yang khusus dari kedua ilmu masing-masing.
Kesimpulan ialah bahwa kalau akhir-akhir ini perbedaan antara antropologi dan sosiologi tidak dapat ditentukan lagi oleh perbedaan antara masyarakat suku-suku bangsa di luar lingkungan Ero-Amerika dengan masyarakat bangsa-bangsa Ero-Amerika, kemudian kalau perbedaan itu juga tidak dapat ditentukan oleh perbedaan antara masyarakat pedesaan dengan masyarakat perkotaan, maka perbedaan yang lebih nyata harus dicari dalam hal metode-metode ilmiah yang berlainan yang dipakai oleh kedua ilmu itu.


5. HUBUNGAN ANTARA ANTROPOLOGI DAN ILMU-ILMU LAIN
Ilmu-ilmu lain itu yang terpenting diantaranya adalah:
1. Ilmu geologi
2. Ilmu paleontologi
3. Ilmu anatomi
4. Ilmu kesehatan
5. Ilmu psikiatri
6. Ilmu linguistic
7. Ilmu arkeologi
8. Ilmu sejarah
9. Ilmu goegrafi
10. Ilmu ekonomi
11. Ilmu ukum adapt
12. Ilmu administrasi
13. Ilmu politik
Hubungan Antara Ilmu Geologi dan Antropologi. Bantuan ilmu geologi yang mempelajari ciri-ciri lapisan bumi serta perubahan-perubahannya.
Hubungan Antara Ilmu Paleontologi dan Antropologi. Bantuan dari paleontologi sebagai ilmu yang meneliti fosil makhluk-makhluk dari kala-kala dahulu untuk membuat suatu rekontruksi.

Definisi/Pengertian Antropologi, Objek, Tujuan, Dan Cabang Ilmu Antropologi
Antropologiadalah suatu studi ilmu yang mempelajari tentang manusia baik dari segi budaya, perilaku, keanekaragaman, dan lain sebagainya. Antropologi adalah istilah kata bahasa Yunani yang berasal dari kata anthropos dan logos. Anthropos berarti manusia dan logos memiliki arti cerita atau kata.
OBJEK DARI ANTROPOLOGI ADALAH MANUSIA DI DALAM MASYARAKAT SUKU BANGSA, KEBUDAYAAN DAN PRILAKUNYA. ILMU PENGETAHUAN ANTROPOLOGI MEMILIKI TUJUAN UNTUK MEMPELAJARI MANUSIA DALAM BERMASYARAKAT SUKU BANGSA, BERPERILAKU DAN BERKEBUDAYAAN UNTUK MEMBANGUN MASYARAKAT ITU SENDIRI.
MACAM-MACAM JENIS CABANG DISIPLIN ILMU ANAK TURUNAN ANTROPOLOGI:
A. ANTROPOLOGI FISIK
1. PALEOANTROLOGI ADALAH ILMU YANG MEMPELAJARI ASAL USUL MANUSIA DAN EVOLUSI MANUSIA DENGAN MENELITI FOSIL-FOSIL.
2. SOMATOLOGI ADALAH ILMU YANG MEMPELAJARI KEBERAGAMAN RAS MANUSIA DENGNA MENGAMATI CIRI-CIRI FISIK.
B. ANTROPOLOGI BUDAYA
1. PREHISTORI ADALAH ILMU YANG MEMPELAJARI SEJARAH PENYEBARAN DAN PERKEMBANGAN BUDAYA MANUSIA MENGENAL TULISAN.
2. Etnolinguistik antrologi adalah ilmu yang mempelajari suku-suku bangsa yang ada di dunia / bumi.
3. Etnologi adalah ilmu yang mempelajari asas kebudayaan manusia di dalam kehidupan masyarakat suku bangsa di seluruh dunia.
4. Etnopsikologi adalah ilmu yang mempelajari kepribadian bangsa serta peranan individu pada bangsa dalam proses perubahan adat istiadat dan nilai universal dengan berpegang pada konsep psikologi.
Di samping itu ada pula cabang ilmu antropologi terapan dan antropologi spesialisasi. Antropology spesialisasi contohnya seperti antropologi politik, antropologi kesehatan, antropologi ekonomi, dan masih banyak lagi yang lainnya.


Senin, 15 Juni 2009

perdanaku




pengalaman pertama memang tak selalu mulus, namun itu akan menjadi standar minimal di hari esok...

kritik yang membangun selalu han tunggu>>>>>>>>>>>>>>>>

Minggu, 14 Juni 2009




if you see this picture, what are you think all about UIN SGD Bandung?


kponakan han lucu yup/

hehehehe

liburan kuliahnya lama banget...........

aduuuuuh han jadi bingung mo ngapain>>>>>>>>>>>>>>

kalo kul pengenya libur, giliran libur han malah BT, liburnya sampe 2 bulan sih, padaha ni baru hari ketiga tapi dah bt pisan

HAntu?

gila dong, baru za melek dah denger si olga ngebeo dengan lagunya yang "menumental"
Hantu hancur hatiku), spontan dong han jadi inget cwe gila yang kebetulan hari ini ulang tahun.....

BT pisn akh.....

SBY ajukan syarat yang memberatkan?

Jakarta - Calon presiden (capres) Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) hari ini mengumumkan 4 syarat utama bagi calon pendampingnya pada pilpres mendatang. Namun syarat yang dibeberkan SBY tersebut dianggap sulit ditemukan pada diri satu orang(detik.com)

Saya kira tidak menjadi permasalahan kenapa SBY menetapkan syarat apapun. KArena keputusan itu akan menjadi cambuk tersendiri bagi para pendamping SBY untuk memaksimalkan diri memersembahkan yang terbaik.
Dengan adanya keputuan tersebut, mau tidak mau para pendamping SBY akan bekerja sama, karena apa yang telah ditetap kan oleh SBY tidak dapat terealisasi bila mereka bekerja sendiri. Ini akan menjadi langkah awal kerja sama mereka (para pendamping SBY) yang kita lihat akhir-akhir ini edikit goyah, terpecah karena isu-isu yang dibuat oleh lawan politiknya sebagai strategi kurang bertanggung jawab.

Dukung terus keberlangsungan pilpres 2009.

Pendidikan politik perlu dipertanyakan

Ditengah gejolak politik saat ini,masih saja para calon presiden yang kebetulan mereka adalah mantan presiden atau wakil presiden sebelum peeriode 2009-2014 saling mengklaim kemajuan Indonesia yang memangtidak seberapa ini berkat usaha mereka. mereka saling menjatuhkan, saling mengambil simpati rakyak.Mulai menebar janji-janji yang tidak realistis.seolah tidak sadar bahwa apa yang mereka pertontonkan akan menjadi pendidikan politik bagi rakyat Indonesia.

Jika calon presidenya saja menunjukan hal yang saya anggap tidak mendidik, bagaimana dengan mainset yang terbentuk oleh rakyat. Akankan Indonesia maju di masa kepemimpinan mereka?

adakah sosok pemimpin yang ideal bagi rakyat indonesia?
pemimpin yang menjunjung nilai-nilai "pancasila",yang sadar bahwa kepentingan rakyat bisa diutamakan.

Taransaksi Ilahiah

BAB I TRANSAKSI ILLAHIYAH

Sudah kita ketahui bahwa manusia terdiri dari dua macam, yaitu :
1. Jasmani dari tanah
Secara qurani,telah dijelaskan bahwa penciptaan manusia berasal dari tanah. Seperti firman Alloh SWT “Yang membuat segala sesuatu yang Dia ciptakan sebaik-baiknya dan Yang memulai penciptaan manusia dari tanah’ (QS. 32:7).
Secara ilmiah dapat dibuktikan dengan ditemukanya suatu hormon kelamin pada minyak tanah atau air kemih wanita-wanita hamil. Benda hormon ini erat hubungannya dengan pembiakan dan penghidupan.
2. Rohani dari Alloh SWT
“Kemudian Dia menyempurnakan dan meniupkan ke dalam (tubuh) nya roh (ciptaan) -Nya dan Dia menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan dan hati; (tetapi) kamu sedikit sekali bersyukur.” (QS. 32:9).
Kita semua sudah meyakini bahwa roh itu ditiupkan oleh Tuhan kedalam jasmani manusia, setelah jasmani itu sempurna bentuknya. Menurut Al-hadits roh ditiupkan saat jasmani masih berada dalam rahim ibu selama 4 bulan.
Yang saya pahami, menurt Al-quran sebelum manusia ditiupkan roh oleh Alloh, cikal bakal manusia dikumpulkan dialam ruh, dan Alloh mengambil perjanjian mereka atau yang dikenal dengan transaksi Illahiyah, sesuai firman Alloh “Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): "Bukankah Aku ini Tuhanmu?" Mereka menjawab: "Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi". (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: "Sesungguhnya kami (bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan)"( QS 7:172)
Ayat tersebut menjelaskan bahwa, kita yang diciptakan oleh alloh sudah melakukan perjanjian ketuhanan, selain itu peristiwa tersebut menandakan bahwa setiap manusia yang diciptakan oleh Alloh sudah memiliki nfitrah yang sama yaitu tauhid. Dengan memiliki janji tersebut, manusia diberikan fitrah oleh Alloh untuk senantiasa bertauhid padanya.
Ketika Alloh mengambil janji ketuhanan di alam ruh, maka sebagai manusia kita dituntut untuk merealisasikan janji kita, dan Alloh sudah memberi modal pada kita berupa Addienulloh yang diridhoi oleh-Nya yaitu al Islam. Sesuai dengan firmannya yaitu “Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Allah); (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui” (QS.30:30)
Betapa adil Alloh, ketika beliau mengambil ikrar terhadap kita, Alloh juga telah memberikan wadah untuk merealisasikan ikrar kita. Karena fitrah menusia adalah tauhid, dan tauhid manusia adalah ibadah pada dien islam secara hanif, maka sudah jelas bahwa dien yang Alloh ridhoi hanyalah islam, sesuai dengan firmannya” Sesungguhnya agama (yang diridai) di sisi Allah hanyalah Islam. Tiada berselisih orang-orang yang telah diberi Al Kitab kecuali sesudah datang pengetahuan kepada mereka, karena kedengkian (yang ada) di antara mereka. Barang siapa yang kafir terhadap ayat-ayat Allah maka sesungguhnya Allah sangat cepat hisab-Nya”(QS.3:19) dan “Barang siapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi”(QS.3:85)

KONSEKWENSI PERJANJIAN

Sesdikit yang saya pahami mengenai konsekwensi perjanjian itu. Bila kita cermati dialog di alam ruh. Ketikia Alloh bertanya Alstu bi Rabbikum?, dan manusia menjawab Qolu balasahidna. Kata Rabb disana memang diartikan sebagai Tuhan. Tetapi sebenarnya kata Rabb disana memiliki pebgertian yang lebih spesifik yaitu Alloh sebagai zat yang menciptakan, memberi rizki dan yang mengatur.
Jadi jelaslah bahwa kita hidup didunia ini dalam rangka untuk memenuhi perjanjian illahiyah kita yang isinya adalah kesiapan kita diatur oleh Alloh SWT. Sebagaimana firman Alloh.“Barang siapa yang melanggar hukum-hukum Allah mereka itulah orang-orang yang dzalim”(QS.2:229).
Layaknya suatu jual beli, ketika transaksi dilakukan maka ada satu keseimbangan antara hak dan kewajiban yang harus ditaati, yaitu Alloh akan memberikan surga dan manusia harus memberikan kesiapan melaksanakan seluruh aturan main yang telah Alloh ciptakan yaitu Al-Quran.Seperti pada firman Alloh “Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mukmin, diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka. Mereka berperang pada jalan Allah; lalu mereka membunuh atau terbunuh. (Itu telah menjadi) janji yang benar dari Allah di dalam Taurat, Injil dan Al Qur'an. Dan siapakah yang lebih menepati janjinya (selain) daripada Allah? Maka bergembiralah dengan jual beli yang telah kamu lakukan itu, dan itulah kemenangan yang besar”(QS.9:111)
Itulah konsekuansi bila kita melaksanakan apa-apa yang telah kita ikrarkan di alam ruh. Subhanallah surga jaminannya. Namun bila kita tidak melaksanakan ikrar kita, maka konsekwensinya adalah neraka jahanam, seperti firman Alloh “Katakanlah: "Apakah akan Kami beritahukan kepadamu tentang orang-orang yang paling merugi perbuatannya?" Yaitu orang-orang yang telah sia-sia perbuatannya dalam kehidupan dunia ini, sedangkan mereka menyangka bahwa mereka berbuat sebaik-baiknya. Mereka itu orang-orang yang kafir terhadap ayat-ayat Tuhan mereka dan (kafir terhadap) perjumpaan dengan Dia. Maka hapuslah amalan-amalan mereka, dan Kami tidak mengadakan suatu penilaian bagi (amalan) mereka pada hari kiamat. Demikianlah balasan mereka itu neraka Jahanam, disebabkan kekafiran mereka dan disebabkan mereka menjadikan ayat-ayat-Ku dan rasul-rasul-Ku sebagai olok-olok.(QS. 18:103-106)
Secara singkat keseimbangan antara haq dan kewajiban. Alloh adalah pencipta sehingga haqnya adalah disembah, sedangkan manusia adalah makhluk ciptaan, sehingga kewajibanya adalah menyembah, menjadi seorang hamba yang menghamba secara baik dan benar.