Minggu, 14 Juni 2009

Taransaksi Ilahiah

BAB I TRANSAKSI ILLAHIYAH

Sudah kita ketahui bahwa manusia terdiri dari dua macam, yaitu :
1. Jasmani dari tanah
Secara qurani,telah dijelaskan bahwa penciptaan manusia berasal dari tanah. Seperti firman Alloh SWT “Yang membuat segala sesuatu yang Dia ciptakan sebaik-baiknya dan Yang memulai penciptaan manusia dari tanah’ (QS. 32:7).
Secara ilmiah dapat dibuktikan dengan ditemukanya suatu hormon kelamin pada minyak tanah atau air kemih wanita-wanita hamil. Benda hormon ini erat hubungannya dengan pembiakan dan penghidupan.
2. Rohani dari Alloh SWT
“Kemudian Dia menyempurnakan dan meniupkan ke dalam (tubuh) nya roh (ciptaan) -Nya dan Dia menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan dan hati; (tetapi) kamu sedikit sekali bersyukur.” (QS. 32:9).
Kita semua sudah meyakini bahwa roh itu ditiupkan oleh Tuhan kedalam jasmani manusia, setelah jasmani itu sempurna bentuknya. Menurut Al-hadits roh ditiupkan saat jasmani masih berada dalam rahim ibu selama 4 bulan.
Yang saya pahami, menurt Al-quran sebelum manusia ditiupkan roh oleh Alloh, cikal bakal manusia dikumpulkan dialam ruh, dan Alloh mengambil perjanjian mereka atau yang dikenal dengan transaksi Illahiyah, sesuai firman Alloh “Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): "Bukankah Aku ini Tuhanmu?" Mereka menjawab: "Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi". (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: "Sesungguhnya kami (bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan)"( QS 7:172)
Ayat tersebut menjelaskan bahwa, kita yang diciptakan oleh alloh sudah melakukan perjanjian ketuhanan, selain itu peristiwa tersebut menandakan bahwa setiap manusia yang diciptakan oleh Alloh sudah memiliki nfitrah yang sama yaitu tauhid. Dengan memiliki janji tersebut, manusia diberikan fitrah oleh Alloh untuk senantiasa bertauhid padanya.
Ketika Alloh mengambil janji ketuhanan di alam ruh, maka sebagai manusia kita dituntut untuk merealisasikan janji kita, dan Alloh sudah memberi modal pada kita berupa Addienulloh yang diridhoi oleh-Nya yaitu al Islam. Sesuai dengan firmannya yaitu “Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Allah); (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui” (QS.30:30)
Betapa adil Alloh, ketika beliau mengambil ikrar terhadap kita, Alloh juga telah memberikan wadah untuk merealisasikan ikrar kita. Karena fitrah menusia adalah tauhid, dan tauhid manusia adalah ibadah pada dien islam secara hanif, maka sudah jelas bahwa dien yang Alloh ridhoi hanyalah islam, sesuai dengan firmannya” Sesungguhnya agama (yang diridai) di sisi Allah hanyalah Islam. Tiada berselisih orang-orang yang telah diberi Al Kitab kecuali sesudah datang pengetahuan kepada mereka, karena kedengkian (yang ada) di antara mereka. Barang siapa yang kafir terhadap ayat-ayat Allah maka sesungguhnya Allah sangat cepat hisab-Nya”(QS.3:19) dan “Barang siapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi”(QS.3:85)

KONSEKWENSI PERJANJIAN

Sesdikit yang saya pahami mengenai konsekwensi perjanjian itu. Bila kita cermati dialog di alam ruh. Ketikia Alloh bertanya Alstu bi Rabbikum?, dan manusia menjawab Qolu balasahidna. Kata Rabb disana memang diartikan sebagai Tuhan. Tetapi sebenarnya kata Rabb disana memiliki pebgertian yang lebih spesifik yaitu Alloh sebagai zat yang menciptakan, memberi rizki dan yang mengatur.
Jadi jelaslah bahwa kita hidup didunia ini dalam rangka untuk memenuhi perjanjian illahiyah kita yang isinya adalah kesiapan kita diatur oleh Alloh SWT. Sebagaimana firman Alloh.“Barang siapa yang melanggar hukum-hukum Allah mereka itulah orang-orang yang dzalim”(QS.2:229).
Layaknya suatu jual beli, ketika transaksi dilakukan maka ada satu keseimbangan antara hak dan kewajiban yang harus ditaati, yaitu Alloh akan memberikan surga dan manusia harus memberikan kesiapan melaksanakan seluruh aturan main yang telah Alloh ciptakan yaitu Al-Quran.Seperti pada firman Alloh “Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mukmin, diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka. Mereka berperang pada jalan Allah; lalu mereka membunuh atau terbunuh. (Itu telah menjadi) janji yang benar dari Allah di dalam Taurat, Injil dan Al Qur'an. Dan siapakah yang lebih menepati janjinya (selain) daripada Allah? Maka bergembiralah dengan jual beli yang telah kamu lakukan itu, dan itulah kemenangan yang besar”(QS.9:111)
Itulah konsekuansi bila kita melaksanakan apa-apa yang telah kita ikrarkan di alam ruh. Subhanallah surga jaminannya. Namun bila kita tidak melaksanakan ikrar kita, maka konsekwensinya adalah neraka jahanam, seperti firman Alloh “Katakanlah: "Apakah akan Kami beritahukan kepadamu tentang orang-orang yang paling merugi perbuatannya?" Yaitu orang-orang yang telah sia-sia perbuatannya dalam kehidupan dunia ini, sedangkan mereka menyangka bahwa mereka berbuat sebaik-baiknya. Mereka itu orang-orang yang kafir terhadap ayat-ayat Tuhan mereka dan (kafir terhadap) perjumpaan dengan Dia. Maka hapuslah amalan-amalan mereka, dan Kami tidak mengadakan suatu penilaian bagi (amalan) mereka pada hari kiamat. Demikianlah balasan mereka itu neraka Jahanam, disebabkan kekafiran mereka dan disebabkan mereka menjadikan ayat-ayat-Ku dan rasul-rasul-Ku sebagai olok-olok.(QS. 18:103-106)
Secara singkat keseimbangan antara haq dan kewajiban. Alloh adalah pencipta sehingga haqnya adalah disembah, sedangkan manusia adalah makhluk ciptaan, sehingga kewajibanya adalah menyembah, menjadi seorang hamba yang menghamba secara baik dan benar.

Tidak ada komentar: